Скачать презентацию UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Скачать презентацию UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

479b5185b65902b29c4439b5dec72fa3.ppt

  • Количество слайдов: 29

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Kuliah 11 – Manajemen Konstruksi Value UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL Kuliah 11 – Manajemen Konstruksi Value Management OLEH: ARIPURNOMO KARTOHARDJONO

Definisi Teknik Penilaian (Value Engineering) Adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang menggunakan Definisi Teknik Penilaian (Value Engineering) Adalah suatu teknik manajemen yang telah teruji yang menggunakan pendekatan sistimatis dari suatu upaya yang diatur sedemikian rupa untuk menganalisa fungsi suatu item / masalah atau sistem dengan tujuan untuk memperoleh fungsi yang diminta dengan biaya kepemilikan total yang paling kecil, tentu saja disesuaikan dengan persyaratan, permintaan, penampilan, rehabilitas, kualitas, dan kemudahan untuk pemeliharaan suatu proyek. Rochmanhadi

Elemen-Elemen pokok VE dalam teknik penilaian: 1. Pemilihan Proyek untuk study VE; 2. Pendanaan Elemen-Elemen pokok VE dalam teknik penilaian: 1. Pemilihan Proyek untuk study VE; 2. Pendanaan dan harga-harga satuan penilaian; 3. Biaya-biaya “Siklus Umur” (O&O) cost- Ownig& Operating Cost; 4. Pendekatan fungsional; 5. Teknik Sistim Analisa fungsi (FAST-Fungtional Analisis System Technique); 6. Rencan kerja VE; 7. Kreatifitas; 8. Menetukan dan Melaksanakan Program VE; 9. Huma-Dinamika: - kebiasaan yang baik; - Peka terhadap lingkungan; - Sikap yang dinamis dan mantap; 10. Memelihara hubungan yang baik dengan Pemilik, Desainer dan Konsultasn VE

Definisi Teknik Penilaian (Value Engineering) Definisi Teknik Penilaian (Value Engineering)

DEFINISI: Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu DEFINISI: Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis). - merupakan salah satu teknik dalam pengendalian biaya. - menggunakan pendekatan dengan menganalisis nilai terhadap fungsinya. - menekankan pengurangan biaya sejauh mungkin dengan tetap memelihara kualitas serta reliabilitas yang diinginkan - membantu membedakan dan memisahkan antara yang diperlukan dan yang tidak diperlukan

 potensial untuk diterapkan pada tahap yang banyak melibatkan pemilihan berbagai alternatif yang berkaitan potensial untuk diterapkan pada tahap yang banyak melibatkan pemilihan berbagai alternatif yang berkaitan dengan fungsi dan biaya, mis: tahap desain-engineering, dll. rencana kerja RN, VE Job Plan(VEJP): tahap informasi, spekulasi, analissi, engembangan, penyajian dan tindak lanjut.

DEFINISI - 1 DELL ‘ISOLA 1982: Value Engineering is a creative, organized approach whose DEFINISI - 1 DELL ‘ISOLA 1982: Value Engineering is a creative, organized approach whose objective is to optimize cost and/or performance of a facility or a system. ZIMMERMAN 1982: Value Engineering is a proven management technique using a systemized approach to seek out the best functional balance between the cost, reliability, and performance of a product or project.

DEFINISI - 1 HARIO SABRANG 1996: Enjiniring Nilai adalah suatu teknik untuk mencapai efektivitas DEFINISI - 1 HARIO SABRANG 1996: Enjiniring Nilai adalah suatu teknik untuk mencapai efektivitas serta efisiensi suatu barang atau jasa, dengan berorientasi kepada fungsi dari barang atau jasa tersebut, agar didapatkan net-benefit atau manfaat bersih setingginya. IMAN SOEHARTO 2001 [SAVE]: Usaha yang terorganisasi secara sistematis dan mengaplikasikan suatu teknik yang telah diakui, yaitu teknik mengidentifikasi fungsi produk atau jasa yang bertujuan memenuhi fungsi yang diperlukan dengan harga yang terendah (paling ekonomis).

DEFINISI - 2 CM STANDARDS OF PRACTICE 2002: A specialized cost control technique, which DEFINISI - 2 CM STANDARDS OF PRACTICE 2002: A specialized cost control technique, which utilizes a systematic and creative analysis of the functions of a project or operation to determine how best to achieve the necessary function, performance, and reliability at the minimum life cycle cost. EPCONSULT 2005: A tool and a process to optimize engineering solutions. One of the key elements in an Integrated Optimization Framework methodology. A creative thinking - the blue-sky approach PMI 2008 [Glossary]: An approach used to optimize project life cycle costs, save time, increase profits, improve quality, expand market share, solve problems, and/or use resources more effectively.

ASPEK-ASPEK SENSITIF ü Pemahaman yang belum seragam tentang VE [nilai, fungsi]. ü Tahapan proyek ASPEK-ASPEK SENSITIF ü Pemahaman yang belum seragam tentang VE [nilai, fungsi]. ü Tahapan proyek yang potensial untuk penerapan VE. ü Masalah Incentive Clause. ü Pihak yang melaksanakan VE [koreksi, conflict of interest]. ü Sikap dan perilaku manusia Indonesia [teamwork, kritik, kreatif, statis, resiko, dll]

PENYEBAB UNNECESSARY COSTS & POOR VALUE Keterbatasan waktu perencanaan, perencana hanya punya waktu terbatas PENYEBAB UNNECESSARY COSTS & POOR VALUE Keterbatasan waktu perencanaan, perencana hanya punya waktu terbatas untuk membuat perbandingan biaya dari alternatif-alternatif perencanaan, untuk mencapai nilai yang diinginkan Keterbatasan biaya perencanaan, sehingga sering dilakukan perencanaan yang seadanya, kurang komprehensif dalam mengembangkan alternatif- alternatif perencanaan, yang seringkali menghasilkan biaya konstruksi yang berlebihan nantinya untuk mencapai nilai yang diinginkan. Kekurangan informasi, dikarenakan cepatnya perkembangan teknologi dan produk-produk baru. Konsepsi yang keliru, kekeliruan dalam menentukan fungsi yang dibutuhkan oleh para pemanfaat produk. Pemikiran yang rutin, tidak kreatif, tidak berani mengambil resiko. Ada kecenderungan untuk memakai kembali sesuatu yang telah dapat berfungsi dengan baik. Sikap yang negatif, enggan untuk merubah karya sendiri, enggan mendapat saran, enggan berkonsultasi dengan para ahli terkait, dll.

RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 1 VE adalah Multidisciplined Team Approach, terdiri dari RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 1 VE adalah Multidisciplined Team Approach, terdiri dari pemilik proyek, Experienced Designer, dan Value Engineering Consultant. VE adalah System Oriented, untuk menentukan dan menghilangkan unnecessary cost. VE adalah Function Oriented, untuk mencapai fungsi yang diperlukan sesuai dengan nilai yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan. VE adalah Life Cycle Cost Oriented, meneliti jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh dan mengoperasikan fasilitas yang diperlukan. VE bukan Cost Cutting Process, menurunkan biaya proyek dengan jalan menekan harga satuan, atau mengorbankan kwalitas dan penampilannya. VE bukan Design Review, mengoreksi hasil design yang ada. Sumber: chandra 88/achmadw 95

RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 2 Value Engineering (VE) adalah evaluasi teknik dan RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 2 Value Engineering (VE) adalah evaluasi teknik dan nilai dari suatu pembangunan proyek fisik, dengan menggunakan pendekatan sistematis. Tujuan aplikasi VE didalam proyek pembangunan, adalah untuk menekan biaya pelaksanaan fisik serendah mungkin, dengan cara mengurangi biaya- biaya yang tidak perlu tanpa mengubah fungsi dan kekuatan struktur. Peluang VE terhadap design yang ada, biasanya masih terbuka, karena keterbatasan Arsitek/Engineer dalam waktu, informasi, atau pengetahuan, sehingga masih ada saja “unnecessary cost”nya. Lingkup VE adalah membuat study tentang Design, Spesifikasi, Material, dan Metode kerja.

RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 3 Sasaran kegiatan VE dikonsentrasikan kepada item pekerjaan RANGKUMAN PENDAPAT tentang VALUE ENGINEERING - 3 Sasaran kegiatan VE dikonsentrasikan kepada item pekerjaan yang bobot nilainya atau harganya tinggi, pekerjaan yang berulang, dan juga terhadap item-item yang akan merugikan cukup besar dan menggantikannya dengan item yang lebih menguntungkan. Bila penghematan yang diperoleh tidak sebanding dengan biaya studi VE, maka studi VE tidak diperlukan. Yang dimaksud dengan penghematan disini adalah penghematan yang juga berkaitan dengan waktu, metode, tenaga, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan biaya investasi proyek. Penghematan yang bersifat colateral (kontraktor dapat bagian dari penghematan tsb. ) & acquisition

ANALISIS FUNGSI PRIMER Fungsi yang ditetapkan sebagai alasan dasar diadakannya suatu barang atau jasa, ANALISIS FUNGSI PRIMER Fungsi yang ditetapkan sebagai alasan dasar diadakannya suatu barang atau jasa, dan akan menjawab pertanyaan“apa yang harus dilakukan” oleh barang atau jasa tsb. Mis: Jam tangan, fungsi primernya adalah untuk menunjukkan waktu. FUNGSI SEKUNDER Fungsi lain yang melekat pada suatu barang atau jasa yang bukan sebagai alasan dasar diadakannya barang atau jasa tsb. , tetapi merupakan fungsi ikutan, dan akan menjawab pertanyaan “apa lagi yang dapat dilakukan” oleh barang atau jasa tsb. Mis: Jam tangan, fungsi sekundernya adalah untuk menghiasi tangan. ANALISIS FUNGSI Analisis fungsi dilakukan dengan cara, pertama melakukan rincian terhadap barang atau jasa yang dikaji sampai kepada komponen-komponennya, kemudian kedua mengkaji fungsi dari komponen-komponen tsb. , untuk mengetahui komponen-komponen mana yang fungsinya menunjang pelaksanaan fungsi primer barang atau jasa tsb.

CONTOH KASUS - 1 Ada kacamata dengan per penjepit dan berhias permata berlian digagangnya, CONTOH KASUS - 1 Ada kacamata dengan per penjepit dan berhias permata berlian digagangnya, maka bagi Mahasiswa yang menginginkan suatu kacamata untuk “menajamkan penglihatan” saja, bisa dikaji berapa besarkah biaya yang diboroskan, seandainya dia membeli kacamata tersebut. Untuk menunjukkan peluang penghematan ini dapat digunakan rumus indeks nilai sbb: Indeks nilai = Harga semula / Harga untuk fungsi P = 1. 750. 000/900. 000 = 1, 94, atau Indeks nilai = Harga semula / Harga untuk fungsi P & S = 1. 750. 000/1. 000 = 1, 75 Bila indeks nilai lebih kecil dari pada 1, maka berarti tidak ada peluang untuk penghematan.

CONTOH KASUS - 2 Menurut design, dinding menggunakan bahan panel yang mahal sekali, dengan CONTOH KASUS - 2 Menurut design, dinding menggunakan bahan panel yang mahal sekali, dengan ukuran standar 4 x 8 m 2. Ukuran dinding panel didesign dengan ukuran 2. 5 x 4. 5 m 2, sehingga bahan panel yang terbuang sebesar 64. 8 %. Kemudian VE mengusulkan modifikasi ukuran panel dinding menjadi 2 x 4 m 2, sehingga tidak ada material yang terbuang. Menurut design fondasi sebuah bangunan bertingkat menggunakan tiang pancang pipa baja yang harus diimport. tinggi, Kemudian VE mengusulkan modifikasi dengan mengganti pipa baja dengan tiang pancang beton yang dapat diproduksi lokal. Sehingga biaya fondasi tiang dapat dihemat.

PERATURAN MENTERI PU NO. 45/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA V. B. 2. PERATURAN MENTERI PU NO. 45/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA V. B. 2. b. PENYEDIA JASA PERENCANAAN KONSTRUKSI h). Untuk pekerjaan pembangunan dengan luas bangunan diatas 12. 000 m 2 atau diatas 8 lantai, penyedia jasa perencanaan diwajibkan pada tahap prarencana menyelenggarakan paket satuan kerja lokakarya value engineering (VE) selama 40 jam secara in-house, untuk mengembangkan konsep perencanaan, dengan melibatkan partisipasi pengelola kegiatan, penyedia jasa MK, dan pemberi jasa keahlian VE. i). Biaya penyelenggaraan lokakarya, termasuk biaya kerja sama dengan pemberi jasa keahlian VE merupakan bagian dari biaya penyedia jasa perencanaan. V. B. 2. d. PENYEDIA JASA PELAKSANAAN KONSTRUKSI i). Dalam hal satuan kerja mewajibkan menggunakan metode VE, maka pelaksana konstruksi dapat menyusun VE Change Proposal (VECP) dalam rangka pemberian alternatif penawaran yang disertakan pada surat penawaran.

PERATURAN MENTERI PU NO. 45/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA j). Dalam penyusunan PERATURAN MENTERI PU NO. 45/PRT/M/2007 tentang PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN GEDUNG NEGARA j). Dalam penyusunan VECP, pelaksana konstruksi secara in-house, bagi yang memiliki tenaga ahli VE, atau bekerja sama dengan pemberi jasa keahlian VE, harus menggunakan metodologi sesuai dengan standar pelaksanaan studi VE yang lazim berlaku. k). Dalam hal terjadi penghematan karena penggunaan VECP dalam rangka pemberian alternatif penawaran tersebut, pengaturan biaya hasil penghematan (H) adalah sebagai berikut: 60% dari H digunakan untuk meningkatkan mutu dan/atau menambah kegiatan pekerjaan konstruksi fisik atau disetor ke Kas Negara. 25% dari H untuk tambahan biaya jasa pelaksana konstruksi dan pelaksana VE. 10% dari H untuk tambahan biaya jasa konsultan perencana konstruksi. 5% dari H untuk tambahan jasa Konsultan MK untuk kegiatan yang menggunakan jasa Konsultan MK, sedangkan untuk kegiatan yang menggunakan Konsultan Pengawas Konstruksi, biaya penghematan ini ditambahkan untuk meningkatkan mutu dan atau menambah kegiatan pekerjaan konstruksi fisik, atau disetor ke Kas Negara.

SAVINGS POTENTIAL VERSUS TIME Sumber: dell'isola 97/makarim 08/achmadw 10 SAVINGS POTENTIAL VERSUS TIME Sumber: dell'isola 97/makarim 08/achmadw 10

RENCANA KERJA REKAYASA NILAI [RK-RN] - 1 RENCANA KERJA REKAYASA NILAI [RK-RN] - 1

RENCANA KERJA REKAYASA NILAI [RK-RN] - 2 Sumber: IS 01/achmadw 02 RENCANA KERJA REKAYASA NILAI [RK-RN] - 2 Sumber: IS 01/achmadw 02

VALUE ENGINEERING JOB PLAN [VEJP] VALUE ENGINEERING JOB PLAN [VEJP]

VE TEAMWORK & PROCESS Sumber: dell'isola 97/makarim 08/achmadw 10 VE TEAMWORK & PROCESS Sumber: dell'isola 97/makarim 08/achmadw 10

VALUE ENGINEERING BY THE ARCHITECT OR ENGINEER 1. Desain struktur beton dengan sebanyak duplikat VALUE ENGINEERING BY THE ARCHITECT OR ENGINEER 1. Desain struktur beton dengan sebanyak duplikat anggota sebagai praktis untuk memungkinkan penggunaan kembali bentuk tanpa membangun kembali. 2. Membatasi elemen desain untuk ukuran bahan modular jika memungkinkan. 3. Sedapat mungkin menyederhanakan desain struktur. 4. Desain untuk penggunaan peralatan dan metode sehemat mungkin. 5. Menghilangkan yang tidak perlu bagi persyaratan konstruksi khusus. 6. Design to reduce the required labor to a minimum. 7. Tentukan kualitas pengerjaan yang konsisten bagi kualitas proyek. 8. Furnish adequate foundation information wherever possible. 9. Menahan diri dari kebutuhan kontraktor yang merupakan tanggung jawab sebagai informasi yang seharusnya didesain oleh arsitek atau insinyur, atau untuk keperluan desain.

10. Use local materials when they are satisfactory. 11. Menyajikan yang sederhana, spesifikasi langsung 10. Use local materials when they are satisfactory. 11. Menyajikan yang sederhana, spesifikasi langsung yang dinyatakan secara jelas apa yang diharapkan dari kontraktor. Tentukan hasil yang diharapkan, tapi dengan alasan mengizinkan kontraktor untuk memilih metode untuk mencapai hasil 12. Use standardized specifications that are familiar to most contractors whenever possible. 13. Mengadakan konferensi preconstruction dengan kontraktor untuk menghilangkan ketidakpastian dan mengurangi perintah perubahan yang dihasilkan dari kesalahpahaman se minimum mungkin. 14. Gunakan inspektur yang memiliki penilaian dan pengalaman yang cukup dan memahami proyek serta memiliki wewenang dalam membuat keputusan.

VALUE ENGINEERING BY THE CONTRACTOR 1. Study the project before bidding, and determine the VALUE ENGINEERING BY THE CONTRACTOR 1. Study the project before bidding, and determine the effect of : Mempelajari proyek sebelum penawaran, dan menentukan efek: 1. a. Topography f. Housing facilities, if required b. Geology g. Storage facilities for materials and equipment c. Climate h. Labor supply d. Sources of materials i. Local services e. Access to the project 2. Penggunaan peralatan pengganti konstruksi yang memiliki kapasitas lebih besar, efisiensi yang lebih tinggi, kecepatan yang lebih tinggi, manuver yang lebih, dan biaya operasi yang lebih rendah. 3. Pembayaran bonus untuk personil kunci untuk produksi yang melebihi target dari tingkat tertentu. 4. Penggunaan radio sebagai alat komunikasi antara kantor pusat dan personil kunci pada proyek yang meliputi daerah yang luas.

5. Praktek melaksanakan konferensi secara periodik dengan personil kunci untuk mendiskusikan rencana, prosedur, dan 5. Praktek melaksanakan konferensi secara periodik dengan personil kunci untuk mendiskusikan rencana, prosedur, dan hasil. Konferensi tersebut harus menghasilkan semangat yang lebih baik di antara anggota staf dan harus menghasilkan koordinasi yang lebih baik antara berbagai operasi. 6. Penerapan praktik keselamatan yang realistis pada proyek sebagai alat untuk mengurangi kecelakaan dan kehilangan waktu. 7. Memepertimbangkan keinginan subkontrak pada pekerjaan khusus untuk kontraktor lain yang dapat melakukan pekerjaan lebih ekonomis daripada kontraktor umum. 8. Pertimbangan keinginan meningkatkan fasilitas pelayanan untuk pemeliharaan yang lebih baik bagi peralatan konstruksi. Sumber: fisk 06/achmadw 12