SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA OLEH: SUNTORO, S.Pd. SEKOLAH
SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA OLEH: SUNTORO, S.Pd. SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA 2011
AKU CINTA BAHASA INDONESIA
BAHASA MELAYU MELAYU PASAR MELAYU TINGGI
ALASAN PEMILIHAN
PERKEMBANGAN BAHASA MELAYU
PENYEMPURNAAN EJAAN EJAAN VAN OPHUIJSEN EJAAN REPUBLIK/SOEWANDI EJAAN MELINDO (MELAYU INDONESIA) EYD
EJAAN VAN OPHUIJSEN Disusun tahun 1896. Diakui pemerintah kolonial Belanda tahun 1901. Huruf “i” harus dibedakan antara sebagai akhiran dan sebagai diftong, contoh : mulai dan ramai. Huruf “j” untuk mengganti “y” dan “oe” untuk mengganti “u”. Bunyi sentak ditulis dengan tanda diakritik seperti koma ain seperti pada kata ma’mur. 5
EJAAN REPUBLIK/SOEWANDI Diresmikan tanggal 19 Maret 1947 Huruf “oe” diganti dengan huruf “u” Bunyi sentak ditulis dengan huruf “k” Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 5
EJAAN MELINDO (MELAYU INDONESIA) Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959, karena perkembangan politik selama tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah peresmian ejaan ini. 5
EYD Ejaan ini diresmikan pada tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden RI. Peresmian itu didasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972 dengan EYD, ejaan dua bahasa serumpun yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Malaysia. Perubahan : Tj ch c contoh : tjara chara cara Dj j j contoh : djalan jalan jalan Ch kh kh contoh : chas khas khas Sj sh sy contoh : sjair shair syair J y y contoh : jang yang yang 5
B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan: Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan Bahasa Negara atau Bahasa Resmi
Fungsi Bahasa Nasional Lambang kebangaan nasional Lambang identitas nasional Alat pemersatu Alat perhubungan antarbudaya dan antardaerah
Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara Bahasa resmi kenegaraan Bahasa pengantar dalam dunia pendidikan Bahasa resmi dalam perhubungan tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Fungsi Bahasa Berdasarkan Tujuannya Tujuan praktis: alat penyampai pesan. Tujuan kultural: alat untuk menyimpan, menyebarkan, dan mengembangkan kebudayaan. Tujuan filologis: alat untuk meneliti benda-benda purbakala, khususnya yang berbentuk naskah-naskah kuno. Tujuan artistik: alat untuk menyampaikan rasa estetis melalui seni sastra. Tujuan politis: alat untuk mempersatukan bangsa dan menyelenggarakan administrasi pemerintahan. 6. Tujuan edukatif: alat untuk menyimpan dan mengem-bangkan ilmu pengetahuan.
KUIS Jelaskan secara singkat alasan mengapa bahasa Melayu Riau yang diangkat menjadi bahasa nasional dan bukan bahasa Jawa atau bahasa daerah yang lain! Apa yang Anda ketahui tentang lingua franca? Berilah bukti secara konkrit bahwa bahasa Melayu pernah menjadi lingua franca pada zaman Kerajaan Sriwijaya! Jelaskan kronologis pemakaian ejaan yang pernah diterapkan di Indonesia beserta penjelasannya secara ringkas!
C. RAGAM BAHASA INDONESIA
Berdasarkan Waktu Penggunaan Ragam Bahasa Indonesia Lama Dipakai sejak Zaman Sriwijaya sampai dengan saat dicetuskannya Sumpah Pemuda. Menggunakan bahasa Melayu. Ragam Bahasa Indonesia Baru Dimulai sejak dicetuskannya Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sampai dengan saat sekarang. Menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya.
Berdasarkan Media Ragam Bahasa Lisan Memerlukan kehadiran orang lain. Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap. Terikat ruang dan waktu. Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Ragam Bahasa Tulis Tidak memerlukan kehadiran orang lain. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap. Tidak terikat ruang dan waktu. Dipengaruhi oleh tanda baca dan ejaan.
Berdasarkan Situasi Ragam Bahasa Resmi Digunakan dalam situasi resmi atau formal. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten. Menggunakan imbuhan secara lengkap. Menggunakan kata ganti resmi. Menggunakan kata baku. Menggunakan EYD. Menghindari unsur kedaerahan.
Ragam Bahasa Tidak Resmi Digunakan dalam situasi tidak resmi atau tidak formal. Menggunakan unsur gramatikal secara tidak konsisten. Menggunakan imbuhan tidak lengkap. Menggunakan kata ganti tidak resmi. Menggunakan kata tidak baku. Kurang memperhatikan EYD. Terpengaruh unsur kedaerahan.
Ragam Bahasa Akrab Penggunaan kalimat pendek-pendek. Didukung oleh bahasa nonverbal seperti: anggukan kepala, gerakan tangan dan kaki, serta ekspresi wajah. Ragam Bahasa Konsultasi Zaman dulu menggunakan bahasa resmi sehingga cenderung kaku dan formal. Zaman sekarang cenderung berubah menggunakan bahasa santai dan kekeluargaan.
Berdasarkan Bidang atau Tema yang Dikomunikasikan Ragam Bahasa Ilmiah Bahasa Indonesia ragam baku. Penggunaan kalimat efektif. Menghindari bentuk bahasa yang bermakna ganda. Penggunaan kata atau istilah yang bermakna lugas, dan menghindari pemakaian makna kias. Menghindari penonjolan persona (aku, saya diganti penulis) untuk menjaga objektivitas tulisan. Adanya keselarasan dan keruntutan antarproposisi dan antarparagraf.
Ragam Bahasa Sastra Banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata bermakna kias dan konotatif. Menggunakan citraan atau imaji. Menggunakan gaya bahasa atau majas, ungkapan, pepatah, peribahasa, dsb. Ragam Bahasa Iklan Kalimat menarik. Banyak menggunakan kata bermakna konotatif. Bergaya bahasa hiperbola. Mengandung unsur persuasif. Bernada sugestif dan propagandis.
Ragam Bahasa Bidang-bidang tertentu Masing-masing bidang atau ilmu pasti memiliki ragam bahasa atau istilah khusus, seperti: Kedokteran: diagnosis, infus, USG, dsb. Komputer: enter, printer, exel, words, dsb. Ekonomi: inflasi, pasar bebas, moneter, dsb. Hukum: vonis, terdakwa, terpidana, P-21, dsb. Pendidikan: kurikulum, silabus, diktat, dsb. Pertanian: terasiring, tumpangsari, pupuk,dsb. dll.
Ragam Bahasa Indonesia Berdasarkan Dialek dan Idiolek Ragam Dialek Ragam bahasa Indonesia yang terpengaruh oleh logat atau gaya daerah asal penuturnya, seperti: Surabaya: rek Bandung : mah, atuh Ragam Idiolek Ragam bahasa Indonesia yang terpengaruh oleh logat atau gaya pribadi penuturnya, seperti: Logat Pak Harto: aken, semangkin, didiriken, anem, bertenak, dsb.
Ragam Bahasa Indonesia Baku, Beku, dan Nonbaku Ragam Bahasa Indonesia Baku Ragam bahasa yang standar yang memenuhi kaidah atau aturan bahasa Indonesia. Ada 4 situasi penggunaan bahasa baku: Situasi resmi: surat-menyurat resmi, pengumuman resmi, penamaan dan peristilahan resmi, perundang-undangan, dsb. Wacana teknis: laporan resmi dan karangan ilmiah. Pembicaraan resmi di depan umum: pidato, ceramah, kuliah, khotbah, seminar, dsb. Pembicaraan dengan orang yang dihormati (lebih tua, lebih tinggi status sosialnya, atau baru dikenal).
2. Ragam Bahasa Beku Ragam bahasa Indonesia yang menurut kaidah sebenarnya salah, tetapi dianggap benar karena terkait dokumen penting negara atau tata cara agama. Contoh Dokumen penting negara: Maha Esa, PBB, UUD 1945, Pembantu Rektor. Contoh tata cara agama: Allah seharusnya dibaca /allah/ tetapi dibaca /alloh/. 3. Ragam Bahasa Indonesia Nonbaku Ragam bahasa Indonesia yang tidak standar yang tidak memenuhi kaidah atau aturan bahasa Indonesia. Lebih mengutamakan aspek komunikatifnya saja. Digunakan dalam situasi yang tidak resmi atau tidak formal.
Ragam Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa yang mempunyai nilai rasa yang tepat dan sesuai dengan situasi pemakaiannya. Bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa yang menerapkan kaidah atau aturan dengan dengan konsisten.
36768-bab_i_bin.ppt
- Количество слайдов: 29