Скачать презентацию Disampaikan oleh Satriyo Dharmanto Working Group Licensing Gd Скачать презентацию Disampaikan oleh Satriyo Dharmanto Working Group Licensing Gd

9dd82f5e392273f2abd2407a3f8fe5e4.ppt

  • Количество слайдов: 93

Disampaikan oleh: Satriyo Dharmanto Working Group Licensing Gd. RDC Telkom Lt. 5, Bandung 18 Disampaikan oleh: Satriyo Dharmanto Working Group Licensing Gd. RDC Telkom Lt. 5, Bandung 18 Februari 2010 © Satriyo 2010 1 WG Licensing

Industri TV Saa Ini Broadcasting Services (Analog Era) • 1 (satu) Lembaga Penyiaran Publik Industri TV Saa Ini Broadcasting Services (Analog Era) • 1 (satu) Lembaga Penyiaran Publik (TVRI) • 10 (Sepuluh) Lembaga Penyiaran Swasta • 7 (Tujuh) Local TV Station • 7 (seven) Pay TV companies either cable or satellite pay TVs. Existing Radio stations in Jakarta: 15 AM Radio stations + 50 FM Radio stations. Saat ini terdapat lebih dari 1000 (seribu) Radio stations Analog Era : Content Provider = Network Provider Digital Era : Content Provider ≠ Network Provider Digital Broadcasting Era 2 © Satriyo 2010 WG Licensing

Pendahuluan Industri TV dan Radio Broadcasting Saat ini: q Satu Lembaga Penyiaran Publik: TVRI Pendahuluan Industri TV dan Radio Broadcasting Saat ini: q Satu Lembaga Penyiaran Publik: TVRI (lebih dari 376 transmission sites) q 10 Lembaga Penyiaran Swasta (TV Swasta berjaringan) RCTI, SCTV, Trans TV, TPI, Indosiar, An. TV, TV 7, Global TV, TV One dan Metro TV, lebih dari 300 transmission sites q. Mobile TV: Tren, MAC, M 2 V µ Pay TV providers via DTH: Indovision, Telkomvision, Direct Vision (Astro) & Aora TV µ Cable TV operators: First Media (Kabelvision), Telkomvision, Indosat Mega Media (IM 2) µ Lebih dari 75 Local TV stations dan lebih dari 3000 FM radio stations µ Pendengar Radio year 2003, up to 50. 29% of population equal with 108 million µ Pemirsa TV 2003, up to 84. 94% of population equal with 182 million µThere are no frequency planning for radio and TV digital yet and There are no business model for radio and TV digital yet Deregulation in Broadcast Industries, towards Digital and convergence multimedia Era © Satriyo 2010 3 WG Licensing

Regulasi • Telecommunication - UU No. 36 Tahun 1999, Tentang Telekomunikasi • Broadcasting - Regulasi • Telecommunication - UU No. 36 Tahun 1999, Tentang Telekomunikasi • Broadcasting - UU No. 32 Tahun 2002, Tentang Penyiaran • Information Technologi (IT) - UU Nomor 11 Tahun 2008, Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Regulasi lainnya Peraturan Menteri Kominfo q Per. Men No. 07/P/M. Kominfo/3/2007, tanggal 21/3/2007 Tentang Standar Penyiaran Digital Terestrial untuk TV Penerimaan Tetap di Indonesia. q Per. Men No. 27/P/M. Kominfo/8/2008 tgl. 5 Agust 2008 ttg Uji Coba Lapangan Penyelenggaraan Siaran TV Digital (Penerimaan Tetap dan Bergerak) q Permen 02/2008 Tentang Pedoman Pembangunan Menara Bersama Telekomunikasi q Permen 10, 11, 12, 13, 14 Tentang Standar Kualitas Layanan (Qo. S) Melalui Telepon Tetap, Bergerak, SLJJ, SLI, Fixed Wireless q Peraturan Gubernur Provinsi DKI No. 138 Tahun 2007, tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembangunan dan Penataan Menara Telekomunikasi © Satriyo 2010 4 WG Licensing

Pelaku Industri TV q Pemerintah q MNC Group Industri TV q Bakri Group q Pelaku Industri TV q Pemerintah q MNC Group Industri TV q Bakri Group q Para Group q Others © Satriyo 2010 WG Licensing

Pelaku Industri Radio © Satriyo 2010 q RRI 52 Radio Network +1 Radio khusus Pelaku Industri Radio © Satriyo 2010 q RRI 52 Radio Network +1 Radio khusus LN q Trijaya Network 17 Radio Network q Elshinta 7 Radio Network Utama + 44 Anggota q Delta FM 6 Radio Network q Fe. Male Radio 4 Radio Network q I-Radio 3 Radio Network q Hard Rock FM 4 Radio Network q Sonora 10 Radio Network q Ramako 5 Radio Network q PAS FM 5 Radio Network q Others WG Licensing

Stasiun TV Jumlah Stasiun Transmsi Terrestrial analog TV : 376 Stasiun TV 30 52 Stasiun TV Jumlah Stasiun Transmsi Terrestrial analog TV : 376 Stasiun TV 30 52 V T ro M et an s 7 27 Tr Tr an s. T V 26 On e V AN T sia r V SC T 23 TV Gl o ba l T V I 20 40 47 In do 28 TP I RC T TV RI 49 Sumber : Diolah dari data JICA-Kominfo 2008 © Satriyo 2010 7 WG Licensing

© Satriyo 2010 8 WG Licensing © Satriyo 2010 8 WG Licensing

Palapa D 3765 H, SR 5555 – FEC ¾ , SID 2, VPID 33 Palapa D 3765 H, SR 5555 – FEC ¾ , SID 2, VPID 33 q q q q Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi pertama di Indonesia, Stasiun TV milik pemerintah yang mengudara sejak tahun 1962. Siaran perdana Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-17 dari Istana Negara Siaran perdana ini masih hitam putih. Saat ini jumlah stasiun transmisi sejumlah 376 lokasi tersebar di seluruh Indonesia, Status TVRI saat ini adalah LPP. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara. TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia hingga tahun 1989 sebelum didirikan televisi swasta pertama RCTI di Jakarta, dan SCTV pada tahun 1990 di Surabaya. q TVRI Stasiun Daerah selain merelay TVRI Jakarta, juga memiliki acara yang bersifat lokal (termasuk Berita Daerah) pada jam-jam tertentu. q TVRI Stasiun Daerah pada umumnya juga direlay oleh stasiun relay di wilayah provinsi tersebut. © Satriyo 2010 9 WG Licensing

Sumber : Bahan Presentasi Ir. Satya Sudhana, 28/08/08 © Satriyo 2010 10 WG Licensing Sumber : Bahan Presentasi Ir. Satya Sudhana, 28/08/08 © Satriyo 2010 10 WG Licensing

Lembaga Penyiaran Swasta Nama Stasiun TV Transmission Site Potential Viewer (juta) RCTI 49 115, Lembaga Penyiaran Swasta Nama Stasiun TV Transmission Site Potential Viewer (juta) RCTI 49 115, 7 SCTV 47 117, 8 ANTV 23 87, 4 TPI 28 90, 6 Indosiar 40 113, 5 Global TV 20 108, 8 Trans TV 30 100, 7 Trans 7 27 92, 8 TV One 26 108, 8 Metro 52 97, 8 Sumber : Disarikan dari Presentasi Dr. Ade Armado, 17 Feb 2009 © Satriyo 2010 11 WG Licensing

Palapa D, 3774 H, SR 6520, FEC ¾, SID 1, VPID 1160 q Rajawali Palapa D, 3774 H, SR 6520, FEC ¾, SID 1, VPID 1160 q Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah stasiun televisi swasta Indonesia pertama. q RCTI pertama mengudara pada tahun 1989 q Hingga tahun 1991, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. q Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas secara nasional sejak tahun 1990. q RCTI termasuk stasiun televisi nasional terbesar di Indonesia. q RCTI masih satu grup dengan TPI dan Global TV yang bernaung dalam induk perusahaan MNC q Media Nusantara Citra milik PT Bimantara Citra Tbk. q Saat ini RCTI beroperasi dengan dukungan 49 Transmission sites di seluruh Indonesia. Palapa C-2 4184 V, tp 12 V, SR 6700, FEC ¾, SID 1, VPID 1110 q. TPI atau Televisi Pendidikan Indonesia pada awalnya hanya menyiarkan siaran edukatif saja. q Sekarang TPI lebih dikenal dengan tayangan dangdut nya. q TPI masih satu grup dengan RCTI dan Global TV. q Sampai dengan saat ini TPI beroperasi dengan dukungan 28 Transmission site di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 12 WG Licensing

Palapa D, 4080 H, SR 28125, FEC ¾, SID 1, VPID 514 q Global Palapa D, 4080 H, SR 28125, FEC ¾, SID 1, VPID 514 q Global TV yang didirikan pada tahun 2001. q q q © Satriyo 2010 Stasiun TV ini masih satu grup dengan RCTI dan TPI, dibawah bendera MNC group. Stasiun ini pada awalnya didirikan untuk merelay acara-acara MTV Asia, yang sebelumnya direlay melalui Antv, Kini juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian prosentase jam siar untuk Global TV, MTV dan Nickelodeon. Dalam perkembangannya, stasiun ini banyak membidik pasar kawula muda. Sampai dengan saat ini Global TV beroperasi dengan dukungan sekitar 20 Transmission sites di seluruh Indonesia. 13 WG Licensing

Palapa D, 3934 H, tp 6 H, SR 6620, FEC ¾, VPID 2201 q Palapa D, 3934 H, tp 6 H, SR 6620, FEC ¾, VPID 2201 q SCTV mengudara secara nasional pertama kali pada tahun 1993. q Dalam kurun waktu 1993 -1998, secara bertahap, SCTV memindahkan basis operasi siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. q Saat ini kantor pusatnya di SCTV Tower, kawasan Senayan City, Jakarta. q Untuk melakukan operasinya SCTV juga didukung oleh studio penta di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat. q Saat ini kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Sariaatmadja, melalui PT. Abhimata Mediatama. q Sampai dengan saat ini SCTV beroperasi dengan dukungan 47 Transmission sites di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 14 WG Licensing

Palapa D, 4055 V, tp 9 V, SR 6510, FEC ¾, SID 10, VPID Palapa D, 4055 V, tp 9 V, SR 6510, FEC ¾, SID 10, VPID 257 q ANTV didirikan pada 1 Januari 1993 sebagai stasiun televisi lokal di kota Lampung. q Tanggal 18 Januari 1993 ANTV mendapat izin siaran nasional q Studio ANTV yang semula berada di Lampung dipindahkan ke Jakarta. S q Sejak tanggal 1 Maret 1993 ANTV untuk pertama kalinya memproduksi program sendiri berupa liputan berita aktual jalannya Sidang Umum DPR/MPR. q Stasiun televisi ini pada mulanya dikhususkan pada pemirsa remaja (usia 13– 25 tahun) q Pada 30 September 2005 ANTV berhasil menjalin kerjasama strategis dengan jaringan televisi dunia STAR TV. Kerjasama ini ditandai dengan masuknya 20% saham STAR TV ke ANTV. q Hingga saat ini ANTV memiliki 23 stasiun relay yang tersebar di beberapa daerah potensial. q ANTV mampu menjangkau 154 kota. q ANTV dimiliki oleh konglomerat Aburizal Bakrie dan sekarang dikelola oleh anaknya, yaitu Anindya Bakrie, yang menjadi Presiden Direktur dari stasiun televisi ini. © Satriyo 2010 15 WG Licensing

Palapa C-2 4074 V, tp 9 V, SR 6500, FEC ¾, SID 1, VPID Palapa C-2 4074 V, tp 9 V, SR 6500, FEC ¾, SID 1, VPID 1110 q. I ndosiar beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat sejak tahun 1994. q Indosiar didirikan dikuasai oleh grup Salim. q Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. q Selain itu, Indosiar juga mempopulerkan sinetron-sinetron Indonesia q Indosiar saat ini dimiliki oleh PT. Indosiar Karya Media Tbk. yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. q Sampai dengan saat ini Indosiar beroperasi dengan dukungan 40 Transmission sites di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 16 WG Licensing

Telkom-1, 4084 H, tp 10, SR 6000, FEC ¾, VPID 33 q. Trans TV Telkom-1, 4084 H, tp 10, SR 6000, FEC ¾, VPID 33 q. Trans TV atau Televisi Transformasi Indonesia adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia, yang dimiliki oleh conglomerat Chairul Tanjung dengan grup Para-nya. q Stasiun ini melakukan siaran pertama kali pada tahun 2001. q Menjadi grup Trans Corpora dan membeli saham TV 7 sebesar 49% yang sebelumnya dimiliki oleh Kelompok Kompas Gramedia. q Kantor Pusat stasiun ini berada di Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan. q Trans TV berhasil menjadi televisi nomor 1 untuk kaum menengah keatas. T q Televisi ini maju berkat program buatan sendiri yang menarik dan inovatif. q Sampai dengan saat ini Trans. TV beroperasi dengan dukungan 30 Transmission sites di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 17 WG Licensing

Telkom-1 3990 H, tp 8, SR 6000, FEC ¾, VPID 308 q. Trans 7 Telkom-1 3990 H, tp 8, SR 6000, FEC ¾, VPID 308 q. Trans 7 didirikan pada 25 November 2001 dengan nama TV 7 (PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh) yang sahamnya sebagian besar dimiliki oleh Gramedia Group. q Pada 4 Agustus 2006, PT Transformasi Televisi Indonesia resmi membeli 49% saham PT Duta Visual Nusantara Tivi 7 sehingga TV 7 kini dimiliki bersama oleh Gramedia Group dan Trans Corp. q Konsep tayangnya tidak banyak berbeda dengan stasiun swasta lainnya. q Stasiun ini pernah sangat terkenal di tahun 2003, karena merelay stasiun televisi Al Jazeera untuk menyiarkan langsung maupun tidak langsung invasi AS ke Irak. q Sampai dengan saat ini Trans 7 beroperasi dengan dukungan 27 Transmission site di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 18 WG Licensing

Palapa D, 4054 H, tp 9 H, SR 5632, FEC ¾, VPID 308 q Palapa D, 4054 H, tp 9 H, SR 5632, FEC ¾, VPID 308 q TV One adalah stasiun TV nasional yang sebelumnya bernama Lativi yang awalnya dimiliki pengusaha Abdul Latief. q Stasiun Televisi ini didirikan pada tahun 2001. q TVOne baru saja berhasil memposisikan dirinya sebagai TV berita dan olahraga ternama, yang diluncurkan pada 14 Februari 2008. q TV ini telah mengemas acaranya dengan komposisi 70 persen berita, sisanya gabungan program olahraga dan hiburan. q TV nasional dengan komposisi kepemilikan saham terdiri dari PT Visi Media Asia sebesar 49%, PT Redal Semesta 31%, Good Response Ltd 10%, dan Promise Result Ltd 10%. q Sampai dengan saat ini TVOne beroperasi dengan dukungan 26 Transmission sites di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 19 WG Licensing

Palapa D, 4080 H, SR 28125, FEC ¾, SID 1, VPID 513 q Metro. Palapa D, 4080 H, SR 28125, FEC ¾, SID 1, VPID 513 q Metro. TV resmi mengudara sejak 25 November 2000. q Stasiun TV ini memiliki konsep hanya memusatkan acaranya pada siaran warta berita. q Dalam perkembangannya, stasiun ini juga memasukkan unsur hiburan. q Metro TV adalah stasiun pertama di Indonesia yang menyiarkan berita dalam bahasa Mandarin: Metro Xin Wen, dan juga satu-satunya stasiun TV di Indonesia yang tidak menayangkan program sinetron. Stasiun ini dikenal memiliki presenter berita terbanyak di Indonesia q Metro TV juga menayangkan program e-Lifestyle, yakni program talkshow yang membahas teknologi informasi dan telekomunikasi. q Metro TV dimiliki Media Grup pimpinan Surya Paloh yang juga memiliki harian Media Indonesia dan Lampung Post. q Metro TV beroperasi dengan dukungan 52 Transmission sites di seluruh Indonesia. © Satriyo 2010 20 WG Licensing

Agropolitan TV • Amuntai TV • Bali TV • Bandung TV • Batam TV Agropolitan TV • Amuntai TV • Bali TV • Bandung TV • Batam TV • Batu Televisi • Bi. TV • BMS TV • Bogor TV • Borneo TV • Bunaken TV • Cahaya TV • Cakra TV • CB Channel • CT Channel • Da Ai TV • Deli TV • Dhamma TV • Elshinta TV • Fajar TV • Fativi • Ganesha TV • Gorontalo TV • GOTV • Gemilang TV • Gajayana TV • GNTV • Jak. TV • Jogja TV • JTV • Karesidenan TV • Kendari TV • Logis TV • Lombok TV • Mahameru TV • Malang TV • Minang TV • Makassar TV • Megaswara TV • MQTV • O Channel • PKTV • Pacific TV • Padjadjaran TV • Palembang TV • Pro TV • Rantau TV • Ratih TV • RBTV • Riauchannel • SAM TV • SJTV • Spacetoon (TV Anak) • SSTV • TA TV • Tarakan TV • Televisi Tegal • Televisi Manado • Tugu TV • TV Borobudur • TVKU © Satriyo 2010 21 WG Licensing

AGB Nielsen Media Research Global Guidelines for Television Audience Measurement” (GGTAM) AGB Nielsen Media AGB Nielsen Media Research Global Guidelines for Television Audience Measurement” (GGTAM) AGB Nielsen Media Research Indonesia telah menyediakan informasi dan pelayanan untuk TV/Koran/Majalah/Radio ke para pemilik media dan industri periklanan sejak 1976 dan pelayanan TAM sejak tahun 1991. • 1976 Survey Research Indonesia (bagian dari Survey Research Group) • 1994 ACNielsen mengambil alih Survey Research Group dan Bisnis TAM merupakan bagian dari Departemen Media di ACNielsen Indonesia. • 2000 VNU menjadi Induk Perusahaan dari ACNielsen dan departemen Media menjadi Nielsen Media Research dibawah VNU Media Measurement & Information. • 2005 Melalui joint venture antara VNU-MMI dan AGB untuk Nielsen Media Research, “AGB-Nielsen Media Research Indonesia” memulai beroperasi sebagai badan hukum tersendiri di Indonesia untuk bisnis TAM. Panel TAM di Indonesia saat ini mengukur 2. 123 rumahtangga yang memiliki TV di 10 kota besar yaitu: Jakarta dan sekitarnya (Jabotabek), Surabaya dan sekitarnya (Gerbangkertasusila), Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta dan sekitarnya (DIY Yogya + Sleman & Bantul), Palembang, Denpasar dan Banjarmasin. Panel utama ini hanya mengukur kepemirsaan TV terrestrial. Terpisah dari panel utama ini di Jakarta, terdapat 165 panel rumahtangga yang berlangganan TV Kabel. (Pay TV panel). Sumber: AGB Nielsen Media Research © Satriyo 2010 22 WG Licensing

AGB Nielsen Media Research (Panel rumahtangga -> Compass (Jakarta) -> Pollux (Jakarta) -> Compass AGB Nielsen Media Research (Panel rumahtangga -> Compass (Jakarta) -> Pollux (Jakarta) -> Compass & Pollux di Global Support Server (Switzerland)) Peoplemeter dengan metode GSM online (series TVM-5®) Daily Rating atau Overnight TAM Data Sumber: AGB Nielsen Media Research © Satriyo 2010 23 WG Licensing

Kota AGB Neilsen Media Research Jabotabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar Kota AGB Neilsen Media Research Jabotabek, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar dan Banjarmasin. 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 Stasiun TV NAME Jakarta Trans. TV Jakarta TPI Jakarta Indosiar Jakarta RCTI Jakarta SCTV Jakarta An. TV Jakarta TV 7 Jakarta Global. TV Jakarta Lativi Jakarta Metro. TV Jakarta © Satriyo 2010 24 TX PWR (k. W) 80, 00 70, 00 60, 00 80, 00 60, 00 77, 00 80, 00 120, 00 UHF Ch. # 29 37 41 43 45 47 49 51 53 57 WG Licensing

Pemanfaatan Spektrum Frequency PROGRAM BERTAMBAH PADA SETIAP KANAL RF TV 1 TV 2 TV Pemanfaatan Spektrum Frequency PROGRAM BERTAMBAH PADA SETIAP KANAL RF TV 1 TV 2 TV 3 TV 4 CH 33 CH 34 CH 35 TV 1 TV 2 KANAL DIGITAL Taboo CH 33 CH 35 KANALOG © Satriyo 2010 Analog Era 25 Digital Era WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global: Digitalisasi; Konvergensi; Broadband; Konten Didukung Tercapainya Kemajuan Teknologi: 1. 2. 3. Pengaruh Perubahan Global: Digitalisasi; Konvergensi; Broadband; Konten Didukung Tercapainya Kemajuan Teknologi: 1. 2. 3. 4. Teknologi Digital Teknologi Coding dan Kompresi Teknologi IP based Transmission Teknologi Modulasi Digital Dimungkinkan dilakukan layanan aplikasi “Quadruple Play” (Voice; Data; Audio/V melalui beberapa media yang berbeda. © Satriyo 2010 26 WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global Tujuan Digitalisasi: Efisiensi - Spectrum Frequency - Network Transmission - Transmission Pengaruh Perubahan Global Tujuan Digitalisasi: Efisiensi - Spectrum Frequency - Network Transmission - Transmission Power - Consumption Power Kualitas dan stabilitas - Bebas interferensi, derau fading - Resolusi Audio lebih tajam - Suara lebih Stabil - Recovery terhadap gangguan transmisi (Error correction) Kompatibilitas - Signal Interoperability - Ubiquitous Device Skalabilitas - Mono => Stereo => AES-EBU => HD Radio DIGITALISASI = OPTIMALISASI BISNIS Anda © Satriyo 2010 27 WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global Mengapa Digitalisasi Siaran Radio dan TV menjadi penting? Akses penduduk ke Pengaruh Perubahan Global Mengapa Digitalisasi Siaran Radio dan TV menjadi penting? Akses penduduk ke Media: 1. Akses ke televisi sebanyak 78. 22% 2. Akses ke radio sebanyak 59. 17 % 3. Akses ke surat kabar sebanyak 22. 83% Sumber: BPS 2003 Izin siaran TV: 1. 2. 2. 3. 11 -TV ber izin siaran Nasional (termasuk TVRI) 97 -TV ber izin Regional (Swasta dan TVRI daerah) 30 -Izin TV berlangganan (60% cable, 20% satellite & 20% Terrestrial) Terdapat 2. 425 permohonan IPP baru (Izin Penyelenggaraan dan Penyiaran) • 2. 167 permohonan IPP Radio - 109 permohonan LPP (Lembaga Penyiaran Publik), - 1. 707 LPS (lembaga Penyiaran Swasta), - 351 LPK (Lembaga Penyiaran Komunitas). • 258 permohonan IPP Televisi. - 12 LPP, - 179 LPS, - 13 LPK - 54 permohonan Lembaga Penyiaran Berbayar (LPB). Sumber: Depkominfo 2005 -2008 © Satriyo 2010 28 WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global Beberapa rekomendasi: “Mask” Concept RRC 06 The Regional Radio Conference 2006 Pengaruh Perubahan Global Beberapa rekomendasi: “Mask” Concept RRC 06 The Regional Radio Conference 2006 GE 06 - Frequency plans Geneva 2006 CEPT, European Conference for Postal & Telecommunications - Melakukan strukturisasi pembangunan Terrestrial broadcasting menuju all-digital future -Exploitasi maximum keuntungan digital transmission pada T-DAB dan DVB-T di Band III dan DVB-T di Band IV dan V dalam masa transisi dari 2006 ke 2015 - Dapat memfasilitasi pengenalan dan harmonisasi teknologi alternatif -Saat ini Digital dividend sangat mempengaruhi negara yang akan memanfaatkan spectrum utk masa depan Digital dividend : spectrum yang tersedia harus mampu mengakomodasi kebutuhan existing analogue television services dalam bentuk digital. VHF (Band III: 174 -230 MHz) dan UHF bands (bands IV dan V: 470 -862 MHz). © Satriyo 2010 29 WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global Perkembangan Teknologi, Regulasi, Gaya Hidup dan Budaya, Produktifitas Perkembangan Teknologi - Pengaruh Perubahan Global Perkembangan Teknologi, Regulasi, Gaya Hidup dan Budaya, Produktifitas Perkembangan Teknologi - Digitalisasi bidang Penyiaran (Radio dan TV) - Digitalisasi bidang Telekomunikasi - Pemanfaatan Jaringan IP (IP Network) - Open Protokol menjadi “Virtual Private” dan “Secured” - Tantangan pada Qo. S, Interoperability, User mobility, Network Management Perubahan Regulasi - Dari Fully Regulated (PSTN, AM, FM, TV Analog) => Less Regulation (NGN, Wi. Fi, Wi. Max) - Regulasi Terpisah => Regulasi yang Konvergensi/Terpadu (Telecommunication Act) - Dari Frequency based menjadi “Bit Stream” based - Migrasi Layanan menuju Multimedia Broadband Service © Satriyo 2010 30 WG Licensing

Pengaruh Perubahan Global Perkembangan Teknologi, Regulasi, Gaya Hidup dan Budaya, Produktifitas Perubahan Gaya Hidup Pengaruh Perubahan Global Perkembangan Teknologi, Regulasi, Gaya Hidup dan Budaya, Produktifitas Perubahan Gaya Hidup dan Budaya Masyarakat - Fixed Solution menjadi Mobile Solution - Komunikasi VOICE (HT, Telepon, Voice Call, Phone Conference) menjadi komunikasi DATA (e-mail, FTP, Video Call, Video Conference, dll) - Pemanfaatan Jaringan IP pada banyak bidang (Office, Warnet, Sekolah, Radio, dll) - Pergaulan Global (Internet TV, Radio, Chatting, Video Messenger, dll) - Budaya Lokal menjadi budaya Global (Rambut ala Eropa, Pakaian ala Timteng, dll) Peningkatan Produktifitas Bisnis - Pasar Lokal menjadi pasar Global (Content, Network & Services) - Local business partnership menjadi Global business Partnership - Global Cross Ownership (Nokia-Siemens; Alcatel-Lucent; Google Acquire You. Tube; Microsoft-Yahoo) - Standar produksi kualitas Internasional - Bisnis model yang dinamis © Satriyo 2010 31 WG Licensing

Konvergensi Multimedia Yesterday Today Converged Network Separate Network Broadband Narrow Band Broadcasting Internet & Konvergensi Multimedia Yesterday Today Converged Network Separate Network Broadband Narrow Band Broadcasting Internet & Voice Converged Network Interactive Data TV/Radio U Voice/PC Simple Application Complex Application Sumber: Presentasi Brata T. Hardjosubroto, 17 November 2006, Kuta - Bali © Satriyo 2010 32 WG Licensing

Konvergensi Multimedia DATA ISDN; VPN, x DSL; M i. MAX; W IT IMAX ( Konvergensi Multimedia DATA ISDN; VPN, x DSL; M i. MAX; W IT IMAX ( 8 02. 16 e ) GSM; GPRS; EDGE; UMTS(3 G); HSDPA ; HSUPA VOICE & DATA VB-H EDIA TELECOM ; TDM C; M ; IBO B AB -T; D FLO CONVERGENCE PLS; W IFI; H DB ; IS VB-T C; D RADIO & TV ATS BROADCASTING © Satriyo 2010 33 WG Licensing

Konvergensi Multimedia • • • Konvergensi ditandai dengan meleburnya jaringan layanan tunggal (telekomunikasi, internet, Konvergensi Multimedia • • • Konvergensi ditandai dengan meleburnya jaringan layanan tunggal (telekomunikasi, internet, penyiaran Radio & TV) ke dalam jaringan bersama terintegrasi (Integrated Network) Konvergensi memberikan banyak pilihan layanan (what, how and when) Konvergensi membuat pengguna menjadi lebih mudah dan nyaman (convenient) © Satriyo 2010 34 WG Licensing

Konvergensi, Digital TV Digital Broadcasting DTB (Digital TV Broadcasting) ATSC - UHF Band - Konvergensi, Digital TV Digital Broadcasting DTB (Digital TV Broadcasting) ATSC - UHF Band - Bandwidth 6 MHz - Modulasi 8 -VSB - Video Coding: MPEG-2 - Audio Coding: AC-3 -Digunakan di Amerika & Korea Selatan © Satriyo 2010 DVB-T, DVB-T 2 -UHF band IV, V & VI - Bandwidth 5, 6, 7 & 8 Mhz - 2 k, 4 k & 8 k carrier mode - Modulasi OFDM (QPSK, 16 -QAM, 64 -QAM) -Video Coding: MPEG-2, H. 264 AVC - Audio Coding: MPEG-1, MPEG-2, layer 2 DSB (Digital Sound Broadcasting) ISDB-T T-DMB & DMB-T - UHF Band IV, V & VI - Digunakan di Korea & China - Banwidth 6, 7 & 8 Mhz - 2 k, 4 k & 8 k carrier mode - Modulasi BST-OFDM (QPSK, 16 -QAM, 64 -QAM, DQPSK ) - Digunakan di Jepang & Brazil AAC MPEG-2 layer 2, AC-3, MPEG-4 HE AAC - Digunakan di Eropa dan > 40 Negara 35 WG Licensing

Digital Sound Broadcasting Digital Broadcasting DSB (Digital Sound Broadcasting) DTB (Digital TV Broadcasting) DRM Digital Sound Broadcasting Digital Broadcasting DSB (Digital Sound Broadcasting) DTB (Digital TV Broadcasting) DRM - Band LF, MF, HF - Bandwidth 4. 5, 5, 9, 10, 18, 20 k. Hz - Multiservice up to 4 - Digunakan di > 27 Negara © Satriyo 2010 DAB; DAB+ -VHF band III & Lband - Bandwidth 1. 5 MHz - Multiservice up to 64 - Digunakan di > 40 Negara 36 IBOC AM & FM -Band MF & VHF band II - Banwidth 30 k. Hz & 400 Khz - Multiservice up to 2 & 4 - Amerika, Brazil, Meksiko ISDB-TSB - Digunakan di Jepang & Brazil WG Licensing

Konvergensi Multimedia © Satriyo 2010 37 WG Licensing Konvergensi Multimedia © Satriyo 2010 37 WG Licensing

Digitally Based Service Network Topology © Satriyo 2010 38 WG Licensing Digitally Based Service Network Topology © Satriyo 2010 38 WG Licensing

Topologi Jaringan Pada Era Konvergensi © Satriyo 2010 39 WG Licensing Topologi Jaringan Pada Era Konvergensi © Satriyo 2010 39 WG Licensing

HIERARCHICAL TRANSMISSION (DVB-H & DVB-T) FIELD TRIAL DI TVRI SENAYAN © Satriyo 2010 WG HIERARCHICAL TRANSMISSION (DVB-H & DVB-T) FIELD TRIAL DI TVRI SENAYAN © Satriyo 2010 WG Licensing

Tipikal Layanan TV Digital © Satriyo 2010 41 WG Licensing Tipikal Layanan TV Digital © Satriyo 2010 41 WG Licensing

© Satriyo 2010 42 WG Licensing © Satriyo 2010 42 WG Licensing

© Satriyo 2010 43 WG Licensing © Satriyo 2010 43 WG Licensing

© Satriyo 2010 44 WG Licensing © Satriyo 2010 44 WG Licensing

© Satriyo 2010 45 WG Licensing © Satriyo 2010 45 WG Licensing

© Satriyo 2010 46 WG Licensing © Satriyo 2010 46 WG Licensing

© Satriyo 2010 47 WG Licensing © Satriyo 2010 47 WG Licensing

© Satriyo 2010 48 WG Licensing © Satriyo 2010 48 WG Licensing

Penyelenggara Menara Bersama © Satriyo 2010 WG Licensing Penyelenggara Menara Bersama © Satriyo 2010 WG Licensing

Persiapan Yang dapat Dilakukan © Satriyo 2010 WG Licensing Persiapan Yang dapat Dilakukan © Satriyo 2010 WG Licensing

Persiapan Yang dapat Dilakukan © Satriyo 2010 WG Licensing Persiapan Yang dapat Dilakukan © Satriyo 2010 WG Licensing

Persiapan Yang dapat Dilakukan Digital TV Typical Configuration at Jakarta Tower Digital Radio Typical Persiapan Yang dapat Dilakukan Digital TV Typical Configuration at Jakarta Tower Digital Radio Typical Configuration at Jakarta Tower © Satriyo 2010 WG Licensing

© Satriyo 2010 53 WG Licensing © Satriyo 2010 53 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di K Model Bisnis di UK Jumlah penyedia Multiplex 6 Model Bisnis TV Digital di K Model Bisnis di UK Jumlah penyedia Multiplex 6 Jumlah Channels per multiplex 4– 8 Assignment mechanism Per multiplex Business model Pay-TV, FTA sejak 2002 Target Jumlah Transmitter sites DTV 1154 sites Multiplex Operator sblm 1 Mei 02 Operator ssdh 1 Mei 02 1 2 A B C D BBC Digital 3 & 4 (utk ITV & Ch 4) SDN (swasta dg ijin utk MUX) ITV Digital BBC ITV Digital Crown Castle Channel analog terrestrial (national) 5 Public service broadcaster (PSB) BBC PSB analogue (national) 5 Jumlah pelanggan TV 24. 5 juta Jumlah pelanggan TV khusus Terrestrial 14. 1 juta Jumlah pelanggan Cable TV 3. 4 juta Jumlah pelanggan DTH TV Sumber: 7 juta © Satriyo 2010 54 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di UK Parameter Teknik TV Digital di UK Untuk diperoleh Model Bisnis TV Digital di UK Parameter Teknik TV Digital di UK Untuk diperoleh efisiensi yang tinggi, pemerintah bekerja sama dengan masing-masing lembaga peyiaran telah memutuskan untuk menentukan beberapa parameter Teknik yang dipergunakan dalam implementasi TV digital. Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa parameter teknik yang telah dipilih dalam implementasi Digital TV di UK saat ini. Parameter Details Tipe Modulasi 16 QAM untuk multiplex 1, B, C dan D 64 QAM untuk multiplex 2 dan A Tipe Jaringan national MFN Channel bandwidth 8 MHz pada UHF band Mode carrier Saat ini 2 k, akan dirubah menjadi 8 k pada 2012 FEC (redundancy) 3/4 untuk 16 QAM, 2/3 untuk 64 QAM Guard interval 1/32 Transmitter ERP 20 k. W (max. ) Cakupan saat ini Sekitar 80% untuk BBC multiplex (1 & 2); 73% untuk semua multiplex Target cakupan 98. 5% Digital TV Terrestial coverage dari 3 multiplex Lembaga Penyiaran Publik (1, 2 dan B) Sumber: © Satriyo 2010 55 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di UK Analog Switch Over Sejak diperkenalkan pada tahun 1998, Model Bisnis TV Digital di UK Analog Switch Over Sejak diperkenalkan pada tahun 1998, keberadaan TV digital sangat diminati oleh konsumen. Pertumbuhan jumlah konsumen juga sangat tinggi. Hal itu antara lain karena tidak diperlukannya parabolic antenna lagi, sebagaimana yang mutlak diperlukan pada DTH dan diperlukannya kabel coaxial pada cable TV. Proyeksi Ofcom mengindikasikan bahwa jumlah rumah tangga yang memiliki pesawat penerima TV digital akan naik sampai angka 7 -8 juta sampai akhir 2010. Namun menurut laporan Ofcom yang dipublikasikan pada tanggal 1 April 2008, jumlah rumah tangga yang menempatkan TV digital sebagai main set sudah mencapai 22. 2 juta penduduk. Bahkan dalam laporan lainnya, disebutkan bahwa pada periode Oktober-Desember 2007 layanan multichannel TV telah mencapai 87. 6% penduduk UK. Ofcom juga merekomendasikan untuk melakukan rencana switch-over secara regional seperti yang terjadi di Jerman. Diyakini bahwa dengan mengumumkan tanggal switch-over akan mempercepat pertumbuhan digital TV. Switch-over juga memungkinkan untuk meningkatkan level power transmitter pada siaran digital tanpa meningkatkan resiko interference terhadap signal TV analog. Juni 2008, spectrum dengan lebar 128 MHz, terdiri dari dua blok dari 550 -630 MHz dan 806 -854 MHz dan interleaved spectrum dalam range frequency 706 -806 MHz dengan lebar 16 MHz ini dilelang kepada bidder dengan masing-masing lot 5 dan 8 MHz dengan kapasitas 50 MHz setiap bidder. Ofcom mengharapkan dan menunggu proposal dari beberapa operator seperti operator mobile television, mobile broadband dan operator layanan standard (SD) dan high definition (HD) television. © Satriyo 2010 56 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Jerman Analog to digital Switchover Regionally sejak 2003 Model Model Bisnis TV Digital di Jerman Analog to digital Switchover Regionally sejak 2003 Model Bisnis di Jerman Berlin Jumlah operator multiplex 7 Jumlah channels per multiplex Bremen / Unterweser Hannover Cologne/ Bonn 5 - 7 4 5 6 4 4 - 5 4 Mekanisme penunjukkan Per multiplex dan per channel Business model FTA (Free to Air) Parameter Detail Jumlah multiplex 4 operator Tipe Modulasi 16 QAM Tipe Network SFN dalam area yang kecil, beberapa area MFN Channel BW 8 MHz UHF & 7 MHz VHF FEC 2/3 & 3/4 (redundancy) Guard interval 1/8 Transmitter ERP 10 k. W VHF, 120 k. W UHF (maksimum) Midleware Akan diadopsi MHP (Multimedia Home Platform) Jumlah cannel analog terrestrial Public service broadcaster (PSB) Jumlah PSB channel analog 3– 12 ARD, ZDF 2– 5 Rumah Tangga pelanggan TV Pelanggan TV Terrestrial Pelanggan Cable TV Pelanggan TV Digital Terrestrial © Satriyo 2010 Sumber: 36. 2 juta 2. 6 juta 20. 6 juta 13 juta 57 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Jerman Di Jerman, siaran digital terrestrial dengan standar DVB-T Model Bisnis TV Digital di Jerman Di Jerman, siaran digital terrestrial dengan standar DVB-T sudah diadopsi dan dimulai sejak tahun 2002 dengan pertumbuhan sangat pesat. Migrasi ke digital dilakukan secara bertahap dari daerah satu ke daerah lainnya dengan perioda waktu transisi yang cukup pendek, bahkan di kota Berlin pada bulan Agustus tahun 2003 sudah terjadi analog switch off dan sudah terdapat 28 program siaran digital dengan 7 kelompok multiplex. Ujicoba DVB-H telah dimulai sejak tahun 2005 di beberapa kota besar seperti Berlin, Hamburg, Hannover and Munich dan beberapa kota besar di Jerman bagian utara. Sistem DVB-H sedang dipersiapkan untuk dilakukan launching secara commercial di tahun 2007. Proses switch over secara regional pada perioda simulcast diyakini dapat memberikan keseimbangan antara kebutuhan biaya siaran dari sebagian besar operator TV dan ketersediaan spectrum pita frequency UHF. Sebab UHF band di Jerman telah digunakan secara intensif dan hampir semua channel UHF sudah terisi penuh. Hal ini menyebabkan hampir tidak memungkinkan lagi dilakukan simulcast dengan jumlah multiplex yang banyak. Analog switch-off yang sudah, sedang atau akan dilakukan di masing-masing daerah secara regional diperkirakan selesai secara nasional pada tahun 2010. Terjadinya kombinasi layanan antara Digital TV dan Jaringan komunikasi Mobile misalnya yang disediakan oleh Vodafone, telah memberikan solusi TV digital yang lebih bervariasi baik untuk aplikasi DVB-T portable yang dapat dinikmati pelanggan di rumah maupun DVB-H yang mampu memberikan layanan bergerak (mobile application) untuk pelanggan yang sedang dalam perjalanan. © Satriyo 2010 58 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Jerman Pada bulan Maret 2008, dalam pameran Ce. BIT, Model Bisnis TV Digital di Jerman Pada bulan Maret 2008, dalam pameran Ce. BIT, Vodafone telah memperkenalkan smart phones yang dapat menerima signal DVB-T. Perangkat ini di launch di Jerman pada tahun 2008. Dua model smart phone DVB-T yang diperkenalkan adalah LG-HB 620 T dan GSmart T 600. Untuk model LG-HB 620 T dikatakan mampu menerima siaran DVB-T tanpa putus selama 2 jam tanpa penggantian battery. Lebih jauh lagi, operator O 2 telah menawarkan sebuah hybrid USB stick yang mampu menerima siaran DVB-T dan HSDPA mobile broadband access sekaligus, yang diluncurkan bersamaan dengan Olympics 2008. O 2 juga bekerjasama dengan Vodafone dan T-Mobile untuk menawarkan LG phones yang dilengkapi dengan DVB-T receiver. Layanan DVB-H juga sudah di perkenalkan di Hamburg, Munich, Frankfurt dan Hanover oleh Mobile 3. 0. Dalam masa ujicoba commersial ini layanan reception, encryption dan real-time operation dapat diakses. layanan free to air dan encrypted sudah dapat diterima menggunakan hanset Nokia dan Samsung. Sumber: © Satriyo 2010 59 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Analog to digital Switchover 12 Nov 2006 Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Analog to digital Switchover 12 Nov 2006 Model Bisnis di Belanda Jumlah multiplex operator 5 operator Channel per multiplex 5 -6 channel (dipilih oleh multiplex operator) Mekanisme ijin Model Bisnis Pay-TV Free to Air (FTA) Nederland Blauw Nederland RTL 4 RTL 5 SBS 6 Yorin NET 5 Veronica Regio TV © Satriyo 2010 Per multiplex Paket Basic Paket Premium 1 Fox Kids 2 Nickelodeon Canal+ Rood Canal+ 3 Discovery Channel Canal+ Geel Animal Planet National Geographic Eurosport MTV TMF CNN Cakupan siaran saat ini BBC World Spice Platinum Target cakupan siaran Tipe Modulasi Tipe network Transmitter power ERP Channel bandwidth Operation band FEC (redundancy) Guard interval Tipe carrier 60 45% dari seluruh rumah tangga 100% Sumber: 64 QAM MFN dan local SFN 10 k. W (maximum) 8 MHz UHF 2/3 1/8 8 k WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Belanda Digitenne operator multiplex TV digital terrestrial (DTT) yang Model Bisnis TV Digital di Belanda Digitenne operator multiplex TV digital terrestrial (DTT) yang sudah mengantongi ijin selama 15 tahun sejak tahun 2002 dari Ministry of Economic Affairs merupakan lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan pemberian ijin di Belanda, pada awalnya mengalami kesulitan untuk mendapatkan pelanggan, karena sebagian besar rumah tangga di Belanda yaitu sekitar 92% dari seluruh populasi sudah merasa nyaman berlangganan televisi melalui jaringan kabel TV analog. Sementara itu pelanggan kabel TV digital dan Satellite TV DTH (Direct to Home) juga mengalami kegagalan karena selama beberapa tahun beroperasi hanya mendapatkan sekitar 100. 000 pelanggan untuk kabel TV digital dan sekitar 400. 000 untuk DTH. Untuk mengatasi hal tersebut, Digitenne mengambil peluang mendapatkan pelanggan dengan terus memberikan informasi tawaran kelebihan layananya, dalam hal kemampuannya untuk penerimaan portable, disamping kelebihan lainnya dalam hal inovasi teknologi Digital Terrestrial. Dalam layanan TV digital penonton dapat memperoleh pilihan kombinasi program siaran antara paket program basic dan paket premium, disamping tambahan program siaran FTA (Free To Air) yang juga disiarkan oleh lembaga layanan TV publik (PSB) NOS. Paket program premium yang ditawarkan yaitu dari siaran Canal+ sebanyak 3 channel dipertahankan memiliki tarif yang sama dengan tarif pada siaran TV melalui kabel TV. Tarif awal langganan bulanan yang ditetapkan oleh Digitenne adalah sekitar EUR 8. 95 per bulan untuk paket satu set TV, EUR 11. 95 untuk dua set TV dan EUR 14. 95 untuk tiga set TV. Sebagai perbandingan tarif langganan bulanan beberapa operator TV kabel di Belanda adalah sekitar EUR 11 per bulan. © Satriyo 2010 61 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Belanda Kepemilikan ijin operator jaringan transmisi TV digital di Model Bisnis TV Digital di Belanda Kepemilikan ijin operator jaringan transmisi TV digital di Belanda (network operator) ada pada Nozema, yang untuk operasinya memperoleh kompensasi pembayaran dari Digitenne dan operator PSB NOS. Beberapa merk dan model STB (Set. Top Box) saat ini tersedia di Belanda, dimana pelanggan dapat membeli langsung dari beberapa retailer yang terdapat di pasaran. Hrga STB berada dalam kisaran EUR 149 (Brainwave) sampai model yang lebih mahal yaitu sekitar EUR 676. Harga tersebut sudah termasuk CA (conditional access) system yang memungkinkan pelanggan dapat menonton program yang di encrypt khususnya untuk chanel-chanel program premium. Harga di pasar Belanda ini diyakini merupakan harga yang lebih mahal dibanding harga di kawasan Eropa lainnya. Perluasan penerimaan di dalam ruangan (indoor reception) merupakan salah satu innovasi kunci di Belanda. Jaringan TV digital telah direncanakan untuk penerimaan indoor pada ground level dengan cakupan sebesar 70% pada area yang dicover. Dan direncanakan 90 -95% untuk penerimaan di daerah yang padat penduduknya (main urban centre). Sejak tahun 2005 KPN yang memiliki ijin operasi DVB-H, telah mengundang seluruh broadcaster di Belanda untuk berpartisipasi dalam siaran DVB-H. Ini dapat memberikan peluang bagi diterimannya siaran TV secara mobile. Saat ini siaran DVB-H sudah dapat dinikmati oleh sebagian besar pelanggan menggunakan pesawat penerima yang diproduksi oleh Samsung. © Satriyo 2010 62 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Perancis Di Perancis, DVB-T telah ditetapkan sejak tahun 2000 Model Bisnis TV Digital di Perancis Di Perancis, DVB-T telah ditetapkan sejak tahun 2000 yang diperbaharui lagi tahun 2004. Lembaga otoritas regulasi broadcasting perancis, CSA (Conseil supérieur de l'audiovisuel) telah menetapkan dan membagi siaran ke dalam 6 multiplex, untuk menyiarakan siaran digital TV di seluruh perancis. MPEG 4 SDTV transmissions telah ditetapkan untuk dipergunakan oleh semua layanan commercial TV digital di Perancis, namun CSA juga telah mengijinkan TPS broadcast untuk melakukan ujicoba penerapan HDTV menggunakan sistem kompresi MPEG-4. CSA juga telah memberikan ijin kepada 3 lembaga penyiaran yaitu TDF, TPS dan Cannal + untuk melakukan ujicoba DVB-H dan satu broadcaster lainnya untuk melakukan ujicoba T-DMB yang kesemuannya dilakukan di Paris pada bulan September 2005. Ujicoba DVB-H memberikan hasil yang cukup memuaskan karena dari 500 users, 73% mengatakan bahwa mereka puas dan lebih dari 65% memberikan feedback bahwa mereka akan berlangganan siaran DVB-H ini. CSA juga telah memberikan ijin kepada NRJ 12 untuk melakukan ujicoba MHP (Multimedia Home Platform). CSA juga melakukan konsultasi publik untuk mengimplementasikan HDTV melalui jaringan DVB-T. Dalam implementasi TV digital ini pemerintah telah menunjuk ART (Agence de Régulation des Télécommunications) sebagai lembaga yang melaksanakan perencanaan jaringan TV (network planning) di Perancis. © Satriyo 2010 63 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Perancis Model Bisnis di Perancis Jumlah penyedia multiplex 5 Model Bisnis TV Digital di Perancis Model Bisnis di Perancis Jumlah penyedia multiplex 5 sudah beroperasi, direncanakan 6 Jumlah channel per multiplex 5 -6 Mekanisme pemberian ijin Per channel Model Bisnis Hybrid, FTA dan pay TV Operational bands Tipe Carrier Guard Interval (GI) FEC Modulation Tipe Jaringan UHF 8 k 1/32 kecuali mux R 1 di Paris GI = 1/8 2/3 kecuali mux R 1 di Paris FEC=3/4 64 QAM Sebagian besar MFN Channel bandwidth Compression Pay TV Midleware Layanan Tambahan 8 MHz MPEG-2 dengan MPEG-4 pt. 10 untuk © Satriyo 2010 MHP (dalam perencanakan & uji coba) HDTV, sedang diujicoba 64 Sumber: WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Perancis Pada saat peluncuran TV digital, direncanakan dapat diperoleh Model Bisnis TV Digital di Perancis Pada saat peluncuran TV digital, direncanakan dapat diperoleh siaran sebanyak 15 channel basic ditambah channel-channel TV berbayar, dengan target harga langganan sekitar EUR 10 -EUR 15 per bulan. Free to Air (FTA) Pay-TV channels TF 1 M 6 Canal+ for its free service France 2 France 3 France 5 Festival Arte La Chaîne parlementaire Direct 8 M 6 Music NRJ TV NT 1 TMC AB 1 Comédie ! Cuisine TV Eurosport France LCI Match TV Paris Première TF 6 TPS Star Channel siaran FTA dan pay-TV disalurkan melalui beberapa multiplex, dimana chanel-chanel pada multiplex yang sama bekerjasama membentuk sebuah multiplex operator. Secara umum CSA telah memberikan ijin channel berdasarkan kedekatan hubungan (affinity) antar lembaga penyiaran, dimana chanel-chanel dari lembaga penyiaran yang sama di grupkan ke dalam multiplex yang sama. Operator multiplex dapat memilih salah satu dari tiga operator network yang ada, yaitu TDF, Antalis dan Towercast. Dimana ART (Agence de Régulation des Télécommunications) sebagai lembaga yang melaksanakan perencanaan jaringan TV di Perancis telah mengidentifikasi site-site mana yang akan dipergunakan dalam transmisi siaran. TDF sebagai incumbent penyedia jaringan televisi nasional dalam kenyataanya dapat mengontrol pengopersian site transmisi dalam jumlah besar, karena sebagian site tersebut saat ini berada di bawah pengawasannya. © Satriyo 2010 65 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Perancis Pada bulan Februari 2007 Majelis Nasional Perancis menyetujui Model Bisnis TV Digital di Perancis Pada bulan Februari 2007 Majelis Nasional Perancis menyetujui rancangan Undang-undang baru bernama “Télévision du Futur” yang mengatakan bahwa analogue switch off akan dilakukan per daerah mulai 31 Maret 2008 dan selesai 30 Nov 2011. Mulai Desember 2007 semua TV set yang dijual harus dilengkapi dengan tuner digital, televisi set berformat HD akan dilengkapi decoder HD MPEG 4 AVC mulai 1 Desember 2008. Setelah analogue switch off, layanan TV digital akan dapat dinikmati oleh 95% penduduk dan 5% sisanya akan dapat mengakses siaran yang sama melalui satellite transmission yang disediakan oleh pemerintah. Layanan satellite ini akan tersedia mulai Desember 2007. Penonton akan dapat memperoleh siaran dari 20 FTA dan TV digital berbayar setelah analog switch off. Di Perancis sempat terjadi debat panjang antar stakeholder, dalam rencana penggunaan standar kompresi MPEG 2 atau MPEG 4. 10, yang pada akhirnya pemerintah memutuskan untuk menggunakan MPEG 2 pada TV digital FTA dan MPEG 4. 10 untuk siaran TV digital berbayar. Mulai awal 2005, para pelanggan TV digital dapat memperoleh STB (Set. Top. Box) di pasaran dengan harga sekitar EUR 30 dengan hanya dilengkapi basic functionality (tidak ada fasilitas interactivity). STB dengan kemampuan lebih lengkap akan mulai dipasarkan kemudian pada saat pasar TV digital sudah benar-benar siap. © Satriyo 2010 66 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Model Bisnis di Italia No. 1 and Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Model Bisnis di Italia No. 1 and 2 Multiplex RAI Channels Rai. Uno, Rai. Due, Rai. Tre, Rai. News 24, Rai. Utile, Rai. Doc, Rai. Sport, Rai. Edu + 2 third party channels 3 Mediaset Rete 4, BBC World, 24 Ore TV, Class News, and VJ Television + new channel 4 T Italia/ La 7, MTV TV International 5 D-Free Sport Italia, Canale 5, Italia 1 and La Chaine Info, Radio Italia TV DTT coverage Pop coverage actual Details 61% for multiplex 1, 55% for 2, 51% for 3 and 5 Pop coverage target 2005, 50% Modulation type Type of network Channel bandwidth 70% obligation for multiplex 1 & 2 (RAI) by Jan minimum for other multiplexes 64 QAM MFN 8 MHz, VHF/7 MHz (8 MHZ planned for VHF later) FEC (redundancy) Guard interval 2/3 for UHF, 3/4 for VHF 1/32 © Satriyo 2010 67 Sumber: WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Australia Di Australia Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Australia Di Australia telah diluncurkan “Digital Action Plan” pada Tanggal 23 November 2006, dengan tujuan untuk membantu memberikan panduan bagi Australia untuk melakukan transisi ke Televisi digital. Action plan yang bernama “Ready, Get Set, Go Digital” berisi outline bagi pemerintah dalam melakukan langkah-langkah migrasi ke digital, termasuk pembentukan badan khusus migrasi yang bernama “Digital Australia“ yang akan melakukan koordinasi dengan pemerintah, kalangan industri, manufacturers, regulator dan consumers dalam persiapan migrasi. Negara ini telah secara resmi menentukan standar DVB-T sejak tahun 2001 dan analogue switch-off diharapkan dapat terjadi antara tahun 2010 dan 2012. Pemerintah telah melakukan pilot trial televisi digital sejak tahun 1998 dan di akhir April 2008 diperkirakan sudah lebih dari 3. 2 juta digital TV receiver terjual atau sekitar 42% dari total 7. 6 juta total populasi penduduk yang memiliki pesawat televisi. Negara ini juga telah melakukan ujicoba DVB-H yang dilakukan oleh Bridge Networks dan ujicoba MHP (Multimedia Home Platform) interactive TV oleh SBS broadcast. Menurut Communications Minister Stephen Conroy, Australia telah merencanakan untuk melakukan switch over siaran TV ke digital pada akhir tahun 2013. Untuk meningkatkan dan mempromosikan proses ini, pemerintah telah membentuk new task force, yang melibatkan television networks, broadcasters, content makers dan manufacturers. Disamping itu pemerintah telah melakukan re-packaged dan mengkonfirmasi untuk mengalokasikan $38 juta (Australian) untuk mendukung proses digital switchover ini. © Satriyo 2010 68 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di India telah memilih Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di India telah memilih standar DVB-T sejak bulan Juli 1999 setelah melakukan study dan testing selama 18 bulan. Broadcaster milik pemerintah Doordarshan telah memulai pilot trial di Delhi selama tahun 2002 yang diperluas ke Calcutta, Mumbai dan Chenai. Ujicoba DVB-H akan dimulai awal tahun 2007 yang akan dilakukan oleh Doordarshan dengan mendapat dukungan dari Nokia. DVB-H dimungkinkan akan menjadi standar tambahan bagi siaran TV digital di India khususnya untuk penerimaan bergerak. Negara dengan jumlah penduduk satu milyar ini memiliki jumlah penonton TV terrestrial sekitar 70 juta dan kabel TV sekitar 29 juta. Mobile TV Doordarshan telah melakukan launched TV transmission untuk penerima hand held (mobile phones) menggunakan teknologi DVB-H di bulan May, 2007, menggunakan 8 TV channels. Transmission dapat diterima di pesawat DVB-H memungkinkan penerimaan pada radius sekitar 10 KMs dari transmitter yang diinstalled di daerah Akashwani Bhawan, Parliament Street, New Delhi. DVH-H transmission dipancarkan dengan transmitter sebesar 50 KW EIRP beroperasi di UHF band (ch. 26). Multiplex yang telah digunakan untuk transmisi DVB-H. Jumlah TV channels ditingkatkan dari 8 sampai 16 menggunakan statistical multiplexing. © Satriyo 2010 69 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di China yang merupakan Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di China yang merupakan negara dengan jumlah pelanggan TV terbesar yaitu sekitar 340 juta, memiliki strategi migrasi TV digital melalui tiga tahapan. Tahap pertama yaitu peluncuran kabel TV digital pada tahun 2003. Tahap kedua dilakukan peluncuran layanan DTH dan ujicoba TV digital terrestrial pada 2005 dan tahap ketiga mempromosikan layanan TV digital terrestrial dan menyediakan HDTV program pada tahun 2008. Disamping itu China sudah merencanakan untuk melakukan swich off layanan TV analog sampai tahun 2015. Pada 18 Agustus 2006, Lembaga administrasi Standar di China, mengeluarkan standard untuk penyiaran TV Digital Terrestrial. Standar dengan nomor GB 20600 -2006 tersebut bernama Framing structure, Channel coding and modulation for digital television terrestrial broadcasting. Standar tersebut saat ini lebih dikenal dengan nama DMB-T/H (Digital Multimedia Broadcasting Terrestrial/Handheld). Standar ini dihasilkan atas kerja sama dua Universitas kenamaan di China yaitu Tsinghua University yang berlokasi Beijing dan Jiaotong University yang berada di Shanghai. Standar ini merupakan integrasi dari pengembangan dua sistem modulasi yang berbeda yaitu sistim milik Tsinghua yaitu TDSOFDM (Time Domain Synchronous OFDM) yang menggunakan multicarriers seperti pada DVB-T dan ISDB-T milik Jepang, sementara Jiatongs menggunakan ADTB-T (Advanced Digital Television Broadcast Terrestrial) merupakan single carrier vestigial sideband system berbasis pada standar 8 -VSB milik Amerika. Regulator Industri penyiaran di China SARF (State Administration of Radio, Film and Television in China) juga telah mengumumkan pengembangan teknologi yang memungkinkan penyelenggara layanan mobile phone (cellular network) untuk melakukan penyiaran signal TV melalui mobile phones. Standard baru tersebut bernama Sti. Mi (Satellite Terrestrial Interactive Multi-service Infrastructure) yang saat ini sudah mulai dipergunakan secara luas di China. © Satriyo 2010 70 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Singapura Di Singapura, Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Singapura Di Singapura, Digital Television telah diluncurkan sejak Agustus 2004 dan saat ini kurang lebih ada 250. 000 rumah yang telah menikmatinya. Siaran TV digital dipancarkan melalui jaringan TV terestrial melalui dua jaringan multiplex MFN (Multi Frequency Network) dan SFN (Single Frequency Network), bermodulasikan QPSK, 2 K untuk penerimaan bergerak (mobile reception) dan 64 QAM, 8 K untuk penerimaan tetap melalui band UHF. Sejak bulan Juni 2006, Media. Corp yang merupakan broadcaster terbesar di Singapore bekerja sama dengan Media Development Authority (MDA) sedang melakukan ujicoba HDTV. Siaran HDTV ini dipancarkan secara terrestial oleh Media. Corp melalui channel 38 UHF dan melalui cable oleh Star. Hub. Saat ini Media. Corp menyiarkan 1 channel mobile TV dan 5 channel SDTV berbasis teknologi DVB-T. Walau kondisi pasar siaran TV di Singapura termasuk relatif kecil, dengan jumlah penduduk sekitar 4. 2 juta jiwa (di tahun 2002) dan jumlah pemirsa sekitar 796. 000, namun negara ini cukup berpotensi menjadi penentu pasar siaran TV digital khususnya karena beberapa lembaga penyiaran di Singapura telah mengembangkan bisnisnya di Negara lain khususnya di kawasan Asia. Jumlah penduduk Jumlah pemirsa TV Pelanggan Kabel TV Digital Satellite © Satriyo 2010 4. 2 Juta 796. 000 (2002) 250. 000 Tidak diijinkan di Singapore 71 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Parameter Teknik TV Digital di Singapura Negara Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Parameter Teknik TV Digital di Singapura Negara ini telah melakukan ujicoba siaran TV digital mobile sejak tahun 1999 dan dilanjutkan dengan ujicoba siaran TV digital penerimaan tetap pada tahun 2000. Pemerintah telah memberikan ijin penyelenggaraan siaran TV digital mobile pada tahun 1999 namun peluncuran secara komersial baru dilakukan pada tahun 2001. Ujicoba siaran HDTV juga sudah dilakukan sejak bulan Juni tahun 2006. Jumlah operator Multiplex 2 Operational Band UHF Tipe carrier 2 k untuk mobile, 8 k untuk fixed Guard Interval 1/4 mobile, 1/8 fixed FEC 1/2 mobile, 2/3 fixed Modulasi QPSK mobile, 64 QAM fixed Model Penerimaan Bebas Tipe Network MFN dan SFN Transmitter ERP (maximum) 40 k. W Middleware Open. TV, direncanakan MHP Channel bandwidth 8 MHz Ujicoba siaran HDTV ini akan melibatkan 2000 pemirsa, 1000 dari pemirsa TV digital Terrestrial dan 1000 lainnya dari pelanggan kabel TV. Ujicoba akan dilaksanakan selama jangka waktu enam bulan direncanakan segera dilanjutkan dengan peluncuran layanan secara komersial. © Satriyo 2010 72 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Malaysia - TV Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Malaysia - TV Digital juga sudah dirintis sejak 1998 - April 2007 DVB-T diadopsi sebagai standar bagi siaran TV digital terrestrial di Malaysia. . - Mulai November 2006, ujicoba siaran digital di daerah Klang Valley melibatkan sekitar 1. 000 pemirsa di rumah. - Ujicoba menggunakan satu multiplex pada channel 44 UHF, mode 8 k, - Menyediakan 5 program TV dan 7 program siaran radio - Dana awal RM 26 Juta (US$7. 1 juta). - Selama perioda ujicoba ini akan dilakukan beberapa test termasuk ujicoba interactive service. - Ujicoba HDTV pada tahun 2009. - Digital Task Force mempertimbangkan untuk implementasi siaran HDTV di Malaysia. - Tahun 2007 pemerintah melakukan ujicoba siaran digital secara nasional selama 6 bulan (September 2006 – Februari 2007) yang dilakukan oleh RTM 1, RTM 2 and RTMi dengan siaran lima jam sehari di daerah Klang Valley. - 67% dari 892 pemirsa yang ikut terlibat dalam ujicoba mengatakan bahwa kualitas audio visual dari program DTV ini sangat tinggi standardnya. Pemerintah sedang mencoba untuk mereduksi cost dari Set top box Salah satu alternatifnya menjajaki kemungkinan subsidi harga STB yang saat ini masih mencapai RM 500 per unit. Target cost RM 300 (USD 80). Analog shutdown direncanakan selesai tahun 2015. Tahun 2010 ini akan diputuskan satu penyedia DTT untuk seluruh Digital TV program, 470 -742 MHz © Satriyo 2010 73 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Hongkong - Pemerintah Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Hongkong - Pemerintah Hong Kong telah mengadakan ujicoba siaran digital menggunakan standar ISDB-T, ATSC dan DVB-T pada tahun 1999. - Ujicoba siaran digital telah dilakukan untuk sistim DVB-T dan ISDB-T baik penerimaan tetap (fixed) maupun penerimaan bergerak (mobile) sementara untuk sistim ATSC 8 -VSB hanya dilakukan untuk penerimaan tetap saja. - Pada tahun 2000 pemerintah telah mempublikasikan consultation paper yang pertama dilanjutkan yang kedua pada tanggal 5 Desember 2003. - Walaupun sistim DVB-T telah dipilih namun merujuk kepada hasil tanggapan hasil consultation paper oleh ATV dan TVB, pemilihan standar diundur sambil menunggu perkembangan standar di Cina. - Sampai saat ini sistim DVB-T masih digunakan dengan pemahaman bahwa akan segera diganti dengan perangkat yang kompatibel terhadap standar yang digunakan di China bila sudah tersedia. - Disamping itu potensi model bisnis baru berdasarkan keinginan pasar juga sedang dijajaki sebelum standar yang baru tersedia. - Sejak awal 2008 ada dua FTA TV station menyelenggarakan ujicoba TV digital yaitu Asia Television Ltd (ATV) dan Television Broadcast LTD (TV). © Satriyo 2010 74 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Amerika • • Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Amerika • • © Satriyo 2010 Negara Amerika dekenal sebagi negara yang telah berhasil mengembangkan sendiri teknologi TV digital ATSC. Sistem yang merupakan standar yang dibuat dan digunakan di Amerika Serikat untuk sistem televisi digital ini diberlakukan sejak 16 Desember 1995, ditandai dengan dirilisnya dokumen A/53 tentang Standar Televisi Digital oleh ATSC (Advanced Television Systems Committee). Disamping Amerika beberapa negara seperti Canada, Mexico, Korea Selatan dan terakhir Honduras sejak 16 Januari 2007, melalui the Comisión Nacional de Telecomunicaciones (CONATEL) telah mengadopsi standar ATSC. ASO 12 Juni 2009 75 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Jepang yang dikenal Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Jepang yang dikenal sebagi negara yang mengembangkan teknologi ISDB, memiliki potensi pasar siaran TV yang tinggi. Sejak diperkenalkan setengah abad lalu, TV siaran terrestrial telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat Jepang dalam memperoleh informasi melalui TV. Walaupun luas daratan di Jepang hanya ¼ luas daratan di Amerika misalnya, namun kondisi topografi yang sebagian besar pegunungan dan memiliki banyak pulau yang terisolasi membuat Negara ini memerlukan stasiun relay yang relatif banyak, hampir dua kali yang dibutuhkan Amerika. Sebagian dari stasiun tersebut bahkan memerlukan frequency yang berbeda-beda untuk mengurangi timbulnya interferensi. Perkembangan TV digital terrestrial di Jepang secara resmi ditandai dengan dikeluarkannya arahan keputusan mengenai proses perijinan stasiun penyiaran digital terrestrial pada tanggal 27 September 2002 oleh MPHPT (the Ministry of Public Management, Home Affairs, Posts and Telecommunications). Hal ini terkait dengan rencana dasar penyiaran di Jepang untuk melakukan migrasi penyiaran analog ke digital terrestrial secara “early and smooth migration” yang dari awal direncanakan dilakukan pada tahun 2003 di kota-kota metropolitan Kanto, Chukyo dan Kinki dan daerah lain pada tahun 2006. Target perijinan paling tidak dapat memperhatikan dua kondisi yaitu penyiaran program sebagaimana yang secara umum ada dalam siaran analog dan penyiaran program seperti pada penyiaran HDTV (High Definition Television). Disamping itu stasiun penyiaran juga harus memperhatikan beberapa hal antara lain harus menyediakan siaran simulcast identik seperti pada siaran analog paling tidak 2/3 waktu siaran harian, harus menyediakan siaran HDTV paling tidak 50% dari siaran mingguan, dan paling tidak 10% dari siaran mingguan harus mengandung unsur program edukasi dan 20% mengandung unsur cultural yang tentu saja harus menyediakan kombinasi program secara harmonis. Pengajuan aplikasi ijin siaran digital dimulai pada 11 November 2002. © Satriyo 2010 76 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Menindaklanjuti aplikasi yang telah dilakukan oleh NHK Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Menindaklanjuti aplikasi yang telah dilakukan oleh NHK dan 16 lembaga penyiaran swasta di Jepang, pada tanggal 18 April 2003, MPHPT telah mengeluarkan preliminary licenses siaran TV digital terrestrial kepada total 20 lembaga penyiaran di daerah Kanto, Chukyo, dan Kinki. Penyiaran digital terrestrial ini termasuk siaran HDTV, data broadcasting, dan layanan EPG (Electronics Program Guide) serta beberapa layanan baru seperti multi-channel broadcasting, interactive programs, dan broadcasting for mobile technologies. Penyiaran dilakukan melalui 8 channel UHF (channel 20 -27) di daerah Kanto (Tokyo) dan 7 channel UHF (channel 13, 18 -23) di daerah Chukyu (Nagoya) dan 7 UHF chanel (13 -18, dan 24) di daerah Kinki (Osaka). Sejak dikeluarkannya ijin ini, perkembangan siaran TV digital di Jepang berlangsung sangat cepat yang ditandai dengan dilakukannya ujicoba implemantasi siaran HDTV melalui penerimaan bergerak dan TV digital yang dilengkapi akses Internet. Pada 29 Januari 2003, dengan dukungan dari TOYOTA CRDL, INC dan Telecommunication Advancement Organization of Japan (TAO) telah dilakukan ujicoba siaran untuk penerimaan bergerak di Nagoya, yang mampu menerima siaran HDTV dengan hasil sangat memuaskan walau bergerak melalui daerah perkotaan di antara bangunan-bangunan yang tinggi. Ujicoba yang menggunakan highsensitivity glass antenna yang dipasang di kendaraan ini dilakukan di cannel 15 UHF, mode 3, dengan guard interval 1/8, modulasi 64 QAM, coding rate 3/4, dan 13 segments menggunakan bandwidth 6 MHz. Data bit rate yang digunakan adalah 18 Mbps (dengan sebuah bit rate HDTV 15 Mbps). [www. dibeg. org]. Di bulan September 2004 telah diluncurkan layanan Multi-channel Digital ETV (Educational TV channel) Menggunakan siaran TV Digital, dimana penonton dapat menikmati dua sampai tiga siaran channel SDTV pada saat bersamaan hanya dengan menggunakan satu channel HDTV. ETV-1 bersiaran simulcast (analog dan digital secara bersamaan) sementara ETV-2 dan ETV-3 dikhususkan untuk menyiarakan beberapa variasi program seperti welfare, science, hobbies, the game of go and shogi, dan program latihan bahasa asing. © Satriyo 2010 77 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Saat ini sejalan dengan sangat tingginya penetrasi Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Saat ini sejalan dengan sangat tingginya penetrasi layanan broadmand di Jepang yaitu sekitar 23. 2 juta (akhir Maret 2006), yang artinya lebih dari setengah rumah tangga di Jepang sudah dapat menikmati layanan broadband, dimana lebih dari 87% nya adalah layanan mobile broadband, perkembangan TV digital juga sangat dipengaruhi olehnya. Bahkan menurut NTT, pemerintah sedang menyiapkan “Roadmap for Building the Next-Generation Network (NGN) dimana paling tidak akan ada perkembangan dalam beberapa hal antara lain jaringan fixed telephone yang akan migrasi ke jaringan berbasis IP (IP-based networks) yang kemudian akan dikombinasikan dengan jaringan mobile communications secara menyeluruh. Jaringan telepon lokal akan menjadi jaringan broadband yang dihubungkan dengan jaringan FTTH (fiber to the Home) dan Jaringan penyiaran TV Analog terrestrial akan migrasi secara total ke siaran TV digital. Saat ini perjalanan menuju “convergence of communications and broadcasting” dan bahkan “convergence of various technologies, ” seperti “wired and wireless, ” dan “computers and consumer electronics” sedang mengalami proses yang sangat cepat dan signifikan di Jepang. [www. soumu. go. jp]. Sejak April 2006, di Jepang juga sudah diimplementasikan layanan One-Seg service yang menggunakan satu dari 13 segment pada total satu badwidth 6 Mhz UHF, yang dipergunakan oleh siaran TV Digital (5, 6 MHz digunakan untuk penerimaan tetap dan 429 k. Hz untuk penerimaan bergerak). Siaran ini mampu mengirim informasi gambar dari TV digital terrestrial ke mobile phones, pesawat penerima TV di mobil, personal computers dan sebagainya. Disamping itu juga dilengkapi fasilitas Disaster Early warning system yang akan sangat membantu bila terjadi emergency misalnya gempa bumi dan Angin Topan, karena dapat memberikan informasi mengenai rute evakuasi, keamanan anggota keluarga dsb, walaupun pesawat telepon dalam keadaan penerimaan sinyal kurang baik. Direncanakan pada awal tahun 2007 ini seluruh rumah tangga di Jepang sudah bisa menerima layanan TV digital dan direncanakan siaran analog akan dimatikan secara total pada 24 Juli 2011. © Satriyo 2010 78 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Korea dikenal sebagai Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Korea dikenal sebagai negara yang mengembangkan teknologi TV digital T-DMB (Terrestrial-Digital Multimedia Broadcasting). Sebelumnya, pada tahun 1997 Korea Selatan telah mengadopsi standar ATSC berbasis modulasi 8 -VSB dari Amerika. Pada tahun 2001, telah diluncurkan layanan secara kommersial di kota Seoul dan dikembangkan di sekitar provinsi Kyonggi pada tahun 2002. Pada tahun 2003 komunitas penyiaran Korea, dibawah koordinasi Korean Broadcasting Commission telah melakukan peninjauan kembali adopsi standar ATSC yang lebih disebabkan oleh kurang memuaskannya hasil kualitas dari sisi teknologi. Namun kemudian setelah melalui beberapa ujicoba dan diskusi di beberapa level pengambil keputusan dalam kalangan industri, keputusan penggunaan standar ATSC tetap dipertahankan. Sejak tahun 2003 ini disamping dilakukan roll out berbasis standar ATSC yang difokuskan kepada ujicoba ATSC-HDTV, beberapa kalangan juga melakukan ujicoba terhadap beberapa standar khususnya untuk penerimaan bergerak baik DVBH maupun standar baru berbasis DAB yaitu T-DMB. Walau pemerintah Korea sedang berkonsentrasi untuk mengembangkan teknologi DMB, namun pada tahun 2005, dibentuk suatu task force untuk melakukan ujicoba DVB-H yang beranggotakan unsur dari MIC (Ministry of Information & Communication), KBC (Korean Broadcasting Committee), KBS (Korean Broadcasting System) dan The United Broadcasting Union. Ujicoba ini dilaksanakan sampai pertengahan tahun 2005. Standar TV digital T-DMB yang mulai diluncurkan pada 1 Desember 2005 lebih menitik beratkan pada aplikasi penerimaan bergerak (mobile) dengan memanfaatkan jaringan DAB. Sistem ini mulai berkembang di Korea setelah mendapat dukungan yang kuat dari para pelaku industri manufaktur yang memproduksi perangkat-perangkat elektronik seperti mobile phones, GPS navigators, Laptops, Digital Camera, MP 3 players dan set-top boxes yang modul-modulnya dikembangkan untuk dapat bersinergi dengan teknologi T-DMB ini. Diyakini oleh berbagai pihak, setelah 6 bulan peluncuran sistim berbasis T-DMB telah mempunyai 1 juta konsumer. Awal tahun 2007 ini paling tidak ada 7 kanal televisi dan 13 kanal radio yang telah beroperasi menggunakan teknologi T-DMB ini. © Satriyo 2010 79 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Brasil Pemerintah negara Model Bisnis TV Digital di beberapa negara Perkembangan TV Digital di Brasil Pemerintah negara Brasil yang menyadari bahwa potensi pasar TV digital dalam negeri sangat besar, dimana terdapat lebih dari 120 juta penonton TV, sejak semula telah merencanakan untuk memiliki standar TV digital sendiri. Walau sejak awal telah dijajaki beberapa kemungkinan penggunaan standar TV digital yang sudah ada yaitu ISDB, ATSC 8 -VSB dan DVB-T dan di tengah keterbatasan dana penelitian, namun konsentrasi ke arah pengembangan standar TV digital khusus Brasil, minimal di sisi middleware, tetap dilakukan secara intensif. Setelah melalui serangkaian ujicoba, diskusi dengan DVB, ATSC dan ISDB dan kunjungan ke Eropa, Amerika dan Jepang, pada tanggal 29 Juni 2006 lalu periden Brasil Luiz Inaciao Lula da Silva telah menandatangani keputusan akhir penggunaan standar TV digital yang baru di Brasil. Standar yang bernama Sistema Brasileiro de Televisao Digital Terrestre (SBTD-T) ini berbasis standar ISDB-T dari Jepang yang dikembangkan berdasar permintaan khusus dari Brasil, atas kerja sama dengan pemerintah Jepang. Standar ini menggunakan standar kompresi baru berbasis MPEG-4, H. 264 AVC dan Brazilian Middleware. Dalam perjanjian antara pemerintah Brasil dan Jepang tersebut juga ditawarkan pengecualian dalam pembayaran royalti kepada pemerintah Jepang dan pembangunan fasilitas pabrik Semiconductor di Brasil sebagai kompensasi penerapan teknologi berbasis ISDB-T ini. Disamping itu lembaga keuangan Jepang JBIC bekerjasama dengan Brazilian development bank BNDES juga memfasilitasi peralihan standar TV analog PAL-M menjadi SBTD-T. Diperkirakan masa peralihan TV digital ini akan dapat diimplementasikan di seluruh Brasil dalam waktu sepuluh tahun. Namun beberapa kalangan di Brasil mengangap bahwa keputusan pemilihan standar berbasis ISDB-T ini akan sangat memberatkan para penonton TV karena harga pesawat penerima (STB) yang relatif sangat mahal karena belum ada negara lain yang mengadopsinya. Brasil yang merupakan negara pertama di luar Jepang yang mengadopsi standar ISDB-T diperkirakan terus bekerjasama dengan Jepang dalam pembangunan dan pengembangan sistem TV digital agar lebih sempurna dan sesuai yang diharapkan. © Satriyo 2010 80 WG Licensing

FIELD TRIAL … • Field trial will start early 2009 • Consortiums selected for FIELD TRIAL … • Field trial will start early 2009 • Consortiums selected for field trial: 1. Free to air a. PT. Konsorsium Televisi Digital Indonesia (SCTV, Antv, TVOne, Trans TV, Trans 7 and Metro. TV) b. Konsorsium LPP TVRI – PT. TELKOM 2. Mobile TV a. Konsorsium Tren Mobile TV b. Konsorsium Telkom – Telkomsel Indonusa © Satriyo 2010 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Indonesia DVB-T Slot on 8 MHz channel UHF Band Model Bisnis TV Digital di Indonesia DVB-T Slot on 8 MHz channel UHF Band IV and V Each slot is occupied by a different DVB-T broadcast program. Each color represents 1 type of broadcast program provider; if 1 color occupies more than 1 slot , this means that there is one provider having more than 1 type of broadcast programs. © Satriyo 2010 82 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Indonesia T-DAB Slot on 7 MHz channel VHF Band Model Bisnis TV Digital di Indonesia T-DAB Slot on 7 MHz channel VHF Band III Each slot is occupied by a different DVB-T broadcast program. Each color represents 1 type of broadcast program provider. © Satriyo 2010 83 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Indonesia Proposed Business Model free-to-air Digital TV System Public Model Bisnis TV Digital di Indonesia Proposed Business Model free-to-air Digital TV System Public Program 1 Channel 2 MUX 1 (national) Public Program Private Program 1 Private Program m Community Program 1 Channel 3 Channel 4 Channel 5 Channel 6 Channel x Community Program p Content Providers © Satriyo 2010 MUX 2 (regional) SHARING TOWER WITH WIDE COVERAGE AREA 84/43 n MUX 3 (regional) MUX 4 (per coverage area) SHARING TOWER WITH 2. 5 KM COVERAGE AREA Digital Network Providers Sumber: Presentasi Freddy H. Tulung, 22 Nov 08 84 WG Licensing

Regional Division for MUX 2 and Mux 3 The regional division for networking areas Regional Division for MUX 2 and Mux 3 The regional division for networking areas for regional infrastructure providers (MUX 2 and MUX 3) follow the 14 zones below: Regional 1 : Northern Sumatera (DI Aceh, North Sumatra) Regional 2 : Central Sumatera (Riau, Riau island, Jambi, West Sumatra) Regional 3 : Southern Sumatera (Bengkulu, South Sumatera, Bangka Belitung, Lampung) Regional 4 : Banten dan Jakarta and surrounding areas Regional 5 : Western Jawa (West Java excluding Bogor, Depok, Bekasi) Regional 6 : Central Java (Central Jawa, DI Yogyakarta) Regional 7 : Eastern Java (East Java) Regional 8 : Bali and Nusa Tenggara (Bali, NTB dan NTT) Regional 9 : Papua Regional 10 : Maluku dan North Maluku esi Southern Regional 11 : Sulawesi) thern Regional 12 : Sulawesi) Regional 13 : Western Kalimantan (West Kalimantan, Central Kalimantan) Regional 14 : Eastern Kalimantan (South Kalimantan, East Kalimantan) Working Group Masterplan Frekuensi © Satriyo 2010 85 85/43 WG Licensing

Model Bisnis TV Digital di Indonesia lustrasi Model Bisnis di Indonesia (for discussion) Network Model Bisnis TV Digital di Indonesia lustrasi Model Bisnis di Indonesia (for discussion) Network Operator #1 Network Operator #2 Network Operator #3 Network Operator #4 Network Operator #5 MUX #1 MUX #2 A MUX #2 B MUX #2 C MUX #2 D TVRI, TVE, TVT, TVK RCTI, TPI, Global TV & Jak TV Tran TV, Indosiar, Trans 7, Indosiar, OSCTV, Channel, TVOne, Antv, TV baru Metro TV Lembaga Penyiaran Publik © Satriyo 2010 NTL Swasta - Iklan 86 TV baru, TV Lokal Network Operator #6 1. Kons. TVRI+Telkom 2. Konsorsium MNC 3. Konsorsium TV Digital Indonesia 4. Konsorsium #4 5. Konsorsium #5 6. Konsorsium #6 MUX #3 Multiplex Operator HDTV Content (Channel s) Swasta. Berlanggana n Content Group WG Licensing

© Satriyo 2010 87 WG Licensing © Satriyo 2010 87 WG Licensing

© Satriyo 2010 88 WG Licensing © Satriyo 2010 88 WG Licensing

© Satriyo 2010 89 WG Licensing © Satriyo 2010 89 WG Licensing

Switch Over Date Beberapa Negara © Satriyo 2010 90 WG Licensing Switch Over Date Beberapa Negara © Satriyo 2010 90 WG Licensing

Persiapan Yang dapat Dilakukan Persiapan dapat dilakukan dari sisi: 1. Konten Ø Ø MENINGKATKAN Persiapan Yang dapat Dilakukan Persiapan dapat dilakukan dari sisi: 1. Konten Ø Ø MENINGKATKAN KONTEN, Masyarakat lebih tertarik pada isi layanan (konten) dari pada medianya Konten yang “bermutu” akan selalu dicari Existing Analog Operator TV Swasta lebih berkonsentrasi di bidang ini Standar pengolahan konten lebih baik, menggunakan perangkat dan metoda DIGITAL Perangkat studio DIGITAL Persiapan dan Peningkatan SDM di bidang produksi Konten Pemahaman IPR 2. Quality of Services (Qo. S) Ø Ø Ø q q q Mempersiapkan siaran SDTV, HDTV Menjajaki peluang pemanfaatan Jaringan Transmisi Fixed, Wireless, Mobile Satu Media, Multimedia, Interactive TV 3. Pengembangan Hardware dan Midleware Ø Ø Bekerjasama dengan lembaga Industri dan Riset Nasional Pembentukan Konsorsium Nasional di bidang penyediaan HW yang optimal 4. Pengembangan Sumber daya manusia - SDM yang memahami teknologi TV Digital - Program pelatihan yang lebih optimal © Satriyo 2010 91 WG Licensing

Persiapan Yang dapat Dilakukan Persiapan dapat dilakukan dengan: 1. Keterlibatan Stackeholder dalam Sosialisasi kepada Persiapan Yang dapat Dilakukan Persiapan dapat dilakukan dengan: 1. Keterlibatan Stackeholder dalam Sosialisasi kepada Masyarakat luas yang melibatkan: - Unsur sekolah, perguruan tinggi, - Lembaga kepemudaan, lembaga swadaya masyarakat, lembaga konsumen, - Komunitas profesi dan unsur masyarakat lainnya di seluruh Indonesia. 2. Pengembangan Pusat Unggulan (Centre of Excellence) a. Pusat Unggulan Pembuatan Konten (Production House) b. Pusat Unggulan Content Aggregator / Broadcaster c. Pusat Unggulan Content Security & Protection d. Pusat Unggulan Source Coding, Data Transport & Multiplexing e. Pusat Unggulan Program Delivery & Distribution f. Pusat Unggulan Channel Coding & Digital Modulation g. . Pusat Unggulan Sistem Penyiaran Digital © Satriyo 2010 92 WG Licensing

Thank you for further information please contact: Satriyo@multikom. co. id satriyo. dharmanto@gmail. com © Thank you for further information please contact: Satriyo@multikom. co. id satriyo. dharmanto@gmail. com © Satriyo 2010 93 WG Licensing